JAKARTA, M86 - Mantan bendahara umum Partai Demokrat yang jadi tersangka kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Sea Games, ditantang untuk buka-bukaan oleh petinggi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Kita ingin dengar apa sebenarnya yang terjadi, diiringi bukti-bukti hukum," tegas Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, Kamis (18/8).
Sebelumnya, pengacara M Nazaruddin, Otto Cornelis Kaligis, menyatakan kliennya menawarkan untuk berdamai dengan rekan-rekannya di Partai Demokrat.
Ia meminta kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk tak melibatkan isterinya dalam kasus hukum. Sebagai imbalannya, ia tak akan membuka skandal dalam Partai Demokrat seperti yang selama ini ia gembar-gemborkan.
Nazaruddin memang pernah menuding sejumlah mantan koleganya di Partai Demokrat. Seperti ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng sebagai otak pengaturan proyek tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa dua rekannya di Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh dan Mirwan Amir, membantu untuk memuluskan anggaran proyek ini di senayan. Mereka juga dituding telah menikmati aliran dana wisma atlet.
Selain itu, Nazaruddin juga menuding Anas terlibat dalam berbagai proyek lainnya. Misalnya pembangunan pusat olahraga Hambalang di kawasan Sentul, Bogor. Anas juga ditunjuk melakukan politik uang dalam Kongres II Partai Demokrat di Bandung 2010 lalu.
Ramadan menilai, yang ditawarkan Nazaruddin tidak masuk akal. Menurutnya, SBY tidak akan pernah mau melakukan negosiasi hukum dengan siapa pun. Ia mengatakan, bahkan orang-orang terdekat SBY pun pernah merasakan pahitnya hukum.
"Besannya Presiden SBY juga diproses hukum, saudara dekat SBY juga diproses hukum. SBY telah memberikan contoh nyata tak ada yang kebal hukum di Indonesia sekarang," tukasnya. (red/*b8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar