JAKARTA, MP – Peristiwa kebakaran kembali merenggut korban jiwa. Kali ini wanita dengan 10 cucu tewas akibat terjebak api yang melalap habis rumahnya di Jl. Pademangan II, Gg.30, RT 15/03, Jakut.
Tubuh, Hj. Wakijem, 72, korban, ditemukan terbujur kaku dekat pintu lantai dua rumahnya. Diduga nenek 10 cucu ini diduga tewas akibat kepanasan dan banyak menghirup asap dari pembakaran. Dugaan sementara, penyebab kebakaran akibat korsleting listrik.
Kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta, penyebabnya paling tinggi adalah akibat korsleting listrik. Pemicu arus listrik ini bermacam-macam antara lain akibat pencurian arus, penggunakan stop kontak yang bertumpuk serta kabel-kabel yang sudah tua bahkan digigit tikus.
Dari Januari-Februari 2010 di Jakarta tercatat 47 kali kebakaran. Rinciannya, di Jakarta Pusat 11 kali, Jakarta Utara 6 kali, Jakarta Barat 12 kali, sementara Jakarta Selatan 9 kali dan Jakarta Timur terjadi sebanyak 9 kali.
Penyebab kebakaran bervariasi antara lain diakibatkan kompor terjadi 5 kali, listrik arus pendek sebanyak 30 kasus, rokok sebanyak dua kali dan diakibatkan hal lain sebanyak 10 kali. Dari angka tersebut penyebab kebakaran akibat korselting listrik menunjukkan angka tertinggi.
Berdasarkan data Dinas Damkar dan PBP DKI Jakarta, pada tahun 2009 total jumlah personil petugas lapangan pemadam kebakaran mencapai 3.063 orang. Namun, pada tahun 2010 ini sebanyak 216 petugas pensiun, sehingga jumlah petugas lapangan menyusut menjadi 2.847 orang.
Damkar setidaknya membutuhkan tambahan personil sebanyak 7.521. Sebaliknya data staf operasional kantor yang tercatat pada tahun 2010, jumlahnya mencapai 2.500 orang, namun pada tahun 2011 akan menyusut sekitar 326 orang atau menjadi 2.174 orang.
Untuk mengurangi keluhan pelanggan tentang kesalahan catat meter dan denda serta meminimalisir kebakaran, PLN akan sebar ribuan meteran listrik prabayar ke pelanggan.
“Selain mengurangi keluhan dan denda, juga untuk meminimalisir pencurian listrik,” ungkap Agus Suwandi, Manajer Area Pelayanan PLN Cinere, didampingi Dwikora, Asisten Manajer Pengendalian Losses, seusai temu pelanggan di perumahan Height Pondok Labu Residence, Cinere.
Setiap tahun, ia mengungkapkan potensi daya listrik yang dicuri mencapai 6 juta kWh atau setara tagihan susulan (TS) Rp3,6 miliar. Ia menargetkan 2.000 pelanggan yang memakai meteran prabayar selama semester pertama ini.
General Manajer PLN Disjaya, Purnomo Willy tidak menampik kalau salah satu tujuan penyebaran meteran prabayar untuk meminimalisir pencurian listrik. “Ini salah satu saja,” katanya. Sebab pencurian listrik ini sangat berbahaya. Bisa terjadi kebakaran, meski belum tentu penyebabnya dari berasal dari listrik.
Sebab setiap terjadi kebakaran, pihaknya tidak pernah dilibatkan untuk menyelidiki penyebabnya. “Sehabis kebakaran selalu ada pernyataan dari aparat yang menyatakan penyebab kebakaran dari arus pendek,” katanya. Seharusnya ada penyelidikan dari para ahli terutama mereka tahu seluk-beluk listrik, apakah awalnya kebakaran dulu, kemudian korsleting (arus pendek). Atau korsleting listrik lalu kebakaran.
Kalau terjadi arus pendek dulu, misalnya pemakaian steker bertumpuk, instalasi listrik yang sudah tua, kemungkinan tidak akan berlanjut pada kebakaran. Jika terjadi korsleting, aliran listrik dari tiang atas ke dalam bangunan langsung terputus seketika, dengan ditandai turunnya handle di meteran. “Kecuali kalau aliran listrik dari mencuri, ditambah kabelnya menempel pada bahan yang mudah terbakar, ini mungkin saja,” katanya. (red/*pk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar