BEKASI, MP - Sampai Sabtu (8/8) siang pukul 11.00 WIB, tim Gegana Polda Metro Jaya masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah kontrakan milik Ahmad Fery yang terletak di RT 4 RW 12, Kelurahan Jati Makmur, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat yang diduga menjadi sarang teroris dan untuk itu warga di sekitar diungsikan.
Warga di sekitar lokasi rumah itu sudah diungsikan petugas ke dekat kantor pemasaran rumah itu yang berjarak sekitar 120 meter dari lokasi.
Alasannya, kata petugas berseragam yang ditemui dan tak bersedia disebutkan identitasnya, dikhawatirkan saat petugas melakukan penyisiran, ada bahan peledak yang meledak.
Petugas juga membawa sejumlah alat rumah tangga di rumah itu ke dalam mobil petugas. Bahkan, wartawan yang berada di lokasi kejadian dan saat itu dibolehkan berada di dalam garis polisi sekitar 09.30 WIB, telepon seluler yang dibawa, diminta dimatikan.
Kini, warga dan wartawan sudah dilarang berada di dalam garis polisi, meski ketika ada Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono di lokasi, sempat diberi izin masuk, termasuk kameramen televisi.
Sementara itu, menurut pengakuan salah satu warga yang tinggal di Blok K No. 2, Ibu Tini, sebelumnya tidak ada peristiwa aneh di rumah itu dan ketika dia bangun jam l05.00 , tiba-tiba sudah ramai sekali dan informasi dari tetangga lainnya, menyatakan, rumah itu tempat teroris peledakan bom.
Tetangga lain, Aji Triwardoyo yang tinggal blok D no. 5, tepat di belakang rumah itu, mengaku tidak kenal siapa pengontrak rumah itu karena mereka tidak memperkenalkan diri, termasuk apa pekerjaannya.
"Kemarin siang, salah satu pengontrak masuk ke rumah itu melalui rumahnya, dengan alasan, kunci pintu depan hilang," katanya.
Ciri-cirinya, kata Aji, berbadan gemuk dan bercelana panjang, modelnya bawahnya lebar dan pada bagian bawahnya model celananya menggantung hingga ke betis.
Aji pun saat ini, sedang diajak petugas ke dalam lokasi untuk dimintai keterangan polisi. Sedangkan, istri Aji, pergi ke rumah keluarganya di Jatiasih, Bekasi.
Bertanya ke Satpam
Berdasarkan pengakuan anggota satuan pengamanan (satpam) Komplek Perumahan itu, Kardi, mereka mengontrak rumah itu sudah sejak sekitar sebulan lalu dan saat mereka datang ke tempat itu, sempat bertanya tentang rumah yang dikontrakkan di komplek itu.
Atas pertanyaan itu, Kardi, kemudian menunjukkan rumah itu dan pada saat itu satpam tidak sempat bertanya nama si pengontrak.
Selama di komplek, kata Kardi, si pengontrak tidak pernah bergaul dan kurang bersosialisasi dan seminggu lalu, pengontrak lapor ke Satpam, kunci depan rumahnya, terbawa adiknya pulang ke Jawa dan minta izin ke satpam untuk membuka paksa jendela rumah."Akhirnya, mereka keluar masuk lewat jendela," kata satpam.
Sementara itu, Ibu Tini membenarkan di depan rumah tipe 36 itu ada mobil, tetapi kondisinya selalu ditutup terpal sehingga tidak diketahui jenis mobil dan plat nomornya.
Hal serupa juga diamini Iwan yang tinggal di Blok P11 Puri Nusaphala, sedangkan lokasi rumah yang dijadikan persembunyian teroris berada di Blok D12 RT04/RW 12, Jatiasih, Bekasi. Ia mengatakan, anggota teroris tersebut sudah menempati rumah itu sejak sebulan lalu. "Sekitar sebulan lalu mereka tinggal di sini," kata Iwan, seorang warga komplek perumahan itu.
Menurut Iwan, teroris menyewa rumah itu untuk waktu tiga bulan dan baru menempati sebulan lalu. Tetapi Iwan belum mengetahui siapa pemilik rumah ini.
Warga komplek perumahan ini terkejut ada kelompok teroris yang menyewa salah satu rumah di dekat tempat tinggal mereka.
Dia mengemukakan, dalam penggerebekan ini, kelompok teroris melakukan perlawanan saat digrebek Densus 88. Menurut dia, dua teroris tewas dan jenazahnya dikirim ke RS Polri Kramajati Jakarta Timur.
Selain menewaskan dua teroris, dalam penggerebekkan ini juga ditemukan bom yang siap diledakkan oleh teroris yang melakukan perlawanan. Satu bom sudah diledakan. "Bom lainnya diangkat untuk dijinakkan," katanya.
Selain itu, polisi juga mengamankan bom yang telah disiapkan dalam sebuah mobil Daihatsu Xenia di Jalan Kranggan, Bekasi.
Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, yang berada di lokasi penggrebekan mengatakan bom dalam mobil tersebut disiapkan untuk aksi teror berikutnya.
"Ada satu mobil yang disiapkan (berisi bom) yang disiapkan untuk dua minggu ke depan. Sudah ada sasaran khusus," kata Kapolri.
10 Hari Diintai
Sementara itu Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono menyatakan, rumah kontrakan Ahmad Fery yang terletak di RT 4 RW 12 Kelurahan Jati Makmur, Jatiasih Bekasi Jawa Barat dan menjadi sarang teroris telah diintai oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 sejak sekitar 10 hari lalu.
"Pengintaian oleh Densus 88, sejak 10 hari lalu," katanya kepada pers di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang berada di Perumahan Puri Nusapala, Blok D Nomor 12, Jatiasih, Bekasi.
Posisi rumah itu berada di paling pinggir dan di depannya ada pagar setinggi 120 cm dan berseberangan dengan sungai.
Sampai saat ini Sabtu (8/8), petugas dari Puslabfor Polda Metro Jaya masih di lokasi dan pada beberapa meter di sekeliling rumah itu dibatasi garis polisi dan dijaga oleh petugas berseragam.
Kapolda menjelaskan, pengintaian dilakukan karena berdasarkan informasi yang diperoleh petugas, rumah tersebut terkait erat dengan lokasi yang diduga kuat sebagai markas teroris di Temanggung.
"Dugaan itu semakin kuat setelah ditangkapnya salah seorang penjaga rumah di Bekasi dan ditangkap di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dua hari lalu yakni bernama Amir. Pengintaian makin intensif," katanya.
Berdasarkan keterangan itu, lanjutnya, polisi melakukan pengintaian secara intensif sejak semalam hingga Sabtu dinihari sekitar pukul 01.00 WIB, kemudian masuk mobil minibus warna putih ke rumah itu dan turun dua orang yang kemudian disergap oleh polisi.
"Karena melawan dan berusaha melemparkan bom pipa ke arah petugas, keduanya lalu dilumpuhkan dan tewas tertembak," katanya.(red/cok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar