JAKARTA, MP - Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol (purn) Ansyaad Mbai, menyatakan, ancaman terorisme tetap ada meski gembong terorisme Noordin M Top sudah dinyatakan tewas dalam pernyerbuan di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (8/8) pagi .
Ansyaad Mbai mengatakan, kelompok Noordin M Top telah lama berada di Indonesia bahkan terlibat dalam serangkaian aksi bom bunuh diri termasuk di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009.
"Keberadaannya yang telah lama di Indonesia dengan serangkaian aksi teror yang dilakukan hingga Juli 2009 menandakan Noordin terus membangun kekuatannya secara rapi, dalam bentuk sel-sel. Jaringan yang dibentuk tentu tidak mudah untuk dinyatakan lumpuh, meski Noordin sudah tewas," ujar Ansyaad.
Terlebih, tambah dia, masih banyak tersangka pelaku teroris yang terkait Noordin M Top dan Dr Azahari--gembong terorisme yang tewas pada penyergapan di Malang pada 2005--yang belum tertangkap hingga kini.
"Keahlian yang dimiliki kelompok Noordin M Top dalam meracik bom terus berkembang terlihat dari modus yang digunakan...keahlian ini tentu dimiliki oleh sel-sel yang dibentuknya sekian lama terutama dalam empat tahun terakhir. Ini yang tetap menjadi ancaman terorisme," tuturnya.
Jadi, lanjut Ansyaad, meski Noordin M Top telah dinyatakan tewas , semua pihak harus tetap waspada terhadap ancaman terorisme apapun bentuknya.
Noordin M Top, pria kelahiran Johor, Malaysia itu tewas dalam penyergapan di rumah Muhzahr di RT 01 RW 07, Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sejak Jumat (7/8) sore hingga Sabtu (8/8) pagi.
Aparat yang telah mengepung rumah tersebut dari berbagai penjuru pada Sabtu (8/8) pagi melakukan empat kali ledakan terhadap rumah tersebut bahkan beberapa tembakan juga diarahkan para petembak jitu terhadap salah satu sudut rumah yang menjadi tempat persembunyian Noordin M Top.
Aparat sempat meminta Noordin untuk menyerah. Namun yang bersangkutan hanya menyahut jika dirinya memang Noordin M Top, buronan teroris nomor satu negeri ini dan setelah itu tak ada lagi sahutan dan aparat terus menembak serta merangsek hingga pria kelahiran 11 Agustus 1969 itu dinyatakan tewas.(red/*ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar