JAKARTA, MP – Jejak pelarian sang gembong teroris yang paling dicari, Noordin M Top berakhir sudah melalui drama pengepungan yang dilakukan Densus 88 Antiteror selama 17 jam di rumah Muhzuhri di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tepat pada Sabtu (08/8) pukul 09.50 WIB, teroris asal Malaysia ini tewas diberondong dalam penyerbuan pagi itu.
Namun demikian, penyergapan yang berlangsung menegangkan itu masih menyisakan tanda tanya besar karena sampai Sabtu siang belum ada keterangan resmi dari petinggi Polri apakah yang tewas di dalam rumah itu memang Noordin M. Top atau salah satu teroris lainnya yang merupakan anak buah Noordin M Top.
Meski demikian, kabar kematian Noordin sebenarnya sudah beredar sejak Jumat (07/8) malam, bahkan sejumlah media asing melalui situsnya sudah melaporkan kematian teroris yang banyak terlibat dalam sejumlah peledakan di Indonesia itu.
Melihat reaksi rileks dan saling jabat tangan antarpersonel Densus 88 setelah melakukan operasi itu, sepertinya mengindikasikan bahwa target utama yang selama tiga tahun menjadi buruan aparat keamanan ini, memang benar bahwa yang tewas di rumah itu memang Noordin M. Top.
Sekali lagi, untuk memastikan kebenaran kematian Noordin M. Top masih harus menunggu keterangan resmi dari Polri. Dan dalam penyerbuan Sabtu siang juga tampak Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengunjungi lokasi kejadian.
Puluhan wartawan yang sejak Jumat petang berada di lokasi penggerebekan belum berhasil memperoleh kepastian tewasnya Noordin M. Top. Dan dilarang untuk mendekati rumah yang menjadi target penyerbuan yang diindikasikan ada Noordin M Top di dalamnya.
Sebelum penghuninya dinyatakan tewas, 40 menit sebelumnya rumah itu diledakkan dengan bom berkekuatan rendah yang merusakkan bagian depan rumah Muhzuhri.
Sekitar pukul 09.40, tiga polisi dari arah belakang rumah membongkar pintu lalu memberondong peluru ke dalam rumah tanpa ada perlawanan dari penghuni.
Tidak lama berselang, polisi menunjukkan wajah yang tidak lagi tegang, beberapa di antaranya saling bersalaman, pertanda tugas berakhir dengan sukses.
Hati-hati
Rangkaian operasi Densus 88 bermula ketika pada Jumat sore menangkap tiga orang dari lokasi berbeda, yang diduga mengetahui keberadaan Noordin.
Densus tidak membuang waktu lama, setelah menciduk Aris, Hendra, dan Muhdaroni, langsung menuju ke rumah Muhzuhri yang diduga menjadi tempat persembunyian Noordin.
Sekitar pukul 17.00 WIB, polisi mengepung rumah Muhzuhri, namun aparat tidak mau mengambil risiko dengan langsung merangsek ke dalam rumah. Polisi sangat hati-hati bertindak sambil mengumpulkan informasi atas apa yang ada di dalam rumah itu.
Karena itu, hingga pukul 04.00 WIB seolah tidak ada perkembangan berarti dalam penyergapan itu. Ada kekhawatiran di rumah ini tersimpan bahan peledak.
Polisi baru bergerak lebih agresif mulai Sabtu pagi sekitar pukul 07.50. Paling tidak pada waktu itu terdengar empat kali ledakan keras dari rumah itu. Selanjutnya, polisi terus meningkatkan serbuannya dengan meledakkan bagian depan rumah Muhzuhri hingga bagian depan dan belakang rumah itu rusak. Setelah itu dilakukan penyergapan dari semua sisi, termasuk dari atap rumah.
Polisi baru menghentikan penyerbuannya setelah memperoleh kepastian bahwa seorang penghuni di rumah itu sudah tewas. Penghuni rumah ini diyakini sebagai Noordin M. Top.
Meregang Nyawa di WC
Nasib gembong teoris asal Malaysia, Noordin M Top akhirnya meregang nyawa sekitar pukul 09.45 WIB setelah diberondong peluru oleh Densus 88 dari luar rumah yang difokuskan pada lokasi WC rumah Muhjahri.
Nasib naas tersebut memang jauh dari cita-cita Noordin M Top yang ingin mati di tempat yang indah.
Pria yang lahir pada 11 Agustus 1968 menjadi otak pemboman di Indonesia, setelah membunuh orang-orang tidak tahu apa-apa serta meruntuhkan nama Indonesia di dunia internasional.
Sebelum penggrebekan oleh Densus 88 di rumah Muhjahri di Dukuh Beji RT 01/RW 07, Kelurahan Kedu, Noordin menginap di sebuah rumah kosong dilahan TPU desa Beji, Kedu Temanggung pada Kamis (6/8) lalu, yang sepertinya diberi kode oleh Tuhan untuk segera insyaf.
Dibawa ke RS Polri Kramat Jati
Sementara itu setelah dipastikan jenazah yang terlungkap di ruang WC di rumah Muhjahri desa Beji RT 01/RW 07, Kelurahan Kedu adalah Noordin M Top gembong teroris yang tidak berani membom negaranya sendiri dan menjadi tanda tanya warga Indonesia.
Menurut informasi yang dihimpun pada Sabtu (08/8) siang, bahwa setelah baku tembak yang terjadi satu malam tersebut akhirnya merengangkan nyawa di sebuah WC tempat paling kotor.
" Mungkin dibawa ke Jakarta rumah sakit Polri, mas," kata salah satu polisi yang kini bernafas lega setelah satu malam tegang dalam pengepungan Noordin.
Dan jenazah Noordin sedang dievakuasi ke mobil ambulan yang rencananya di bawa RS Polri Kramat Jati untuk otopsi yang kini sedang dilakukan otopsi dua teroris di Bekasi yang Identitas tersangka adalah Eko Joko Supriyanto dan Air Setiawan.
Sementara itu ribuan warga masih memadati area sarang teroris tersebut. " Saya dari desa sebelah, ingin tahu bagaimana teroris dibekuk. Dan saya menyambut gembira dan selamat atas kerja polisi yang berhasil membekuk gembong teroris Noordin M Top," kata Margono salah satu warga yang sejak satu malam menonton langsung di lokasi.(red/*b8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar