JAKARTA, MP - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi kinerja Kepolisian RI (Polri) atas keberhasilannya melaksanakan operasi penegakkan hukum terpadu dalam dua hari terakhir ini terkait dengan penyergapan tersangka terorisme.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Negara di Kantor Kepresidenan Jakarta, Sabtu (8/8), menanggapi penyergapan tersangka terorisme yang dilakukan Polri di sejumlah tempat.
"Atas nama negara, pemerintah dan rakyat saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran kepolisian atas pelaksanaan tugas yang gemilang," katanya.
Selain pihak Kepolisian, Kepala Negara juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak termasuk masyarakat luas yang bersinergi dengan kepolisian sehingga operasi tersebut dapat berhasil.
Menurut Presiden, operasi penegakkan hukum yang dilaksanakan secara tepadu di tiga wilayah yaitu Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah itu adalah operasi yang sangat penting.
"Karena hakikatnya adalah tugas negara untuk mencegah dan memberantas aksi terorisme untuk melindungi keselamatan rakyat Indonesia," katanya.
Sebelumnya Presiden dengan didampingi oleh antara lain Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa dan Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng menerima laporan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri.
Setelah melakukan pertemuan itu, Kepala Negara yang sore itu mengenakan kemeja batik lengan pendek warna merah memberikan keterangan kepada media.
Sebelumnya orang yang diduga gembong teroris Noordin M Top tewas dalam aksi penyergapan yang dilakukan oleh Densus 88 di rumah Muhzuri di desa Beji, kecamatan Kedu, kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Aparat telah melakukan pengepungan di rumah tersebut sejak Jumat (7/8) pukul 16.00 WIB.
Selain di Temanggung, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri juga menembak mati dua tersangka kasus terorisme di perumahan Puri Nusaphala, Jatiasih, Bekasi, Sabtu pagi.
Kedua orang itu adalah Eko Joko Supriyanto dan Air Setiawan. Keduanya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk pelaksanaan otopsi.
Polisi menduga keduanya terlibat aksi terorisme di sejumlah tempat termasuk bom di dua hotel berbintang di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan pada 17 Juli lalu. (red/cok/*ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar