JAKARTA, MP - Tindakan Dani Dwi Permana (18), remaja pelaku peledakan bom bunuh diri di Hotel JW Marriot Mega Kuningan Jakarta menurut Kepala Desa Tegal, karena tekanan stres.
Menurut kepala Desa Tegal Mad Hasyim, di desa Tegal, Rabu (12/8), "Saya kira Dani Dwi Permana bukan otak terorisme. Dia adalah korban jaringan terorisme. Dia nekat melakukan aksi teror karena stres menyaksikan rumah tangga keluarganya "broken home" (berantakan)," papar Mad Hasyim.
Dani sendiri dikebumikan di pemakaman Kampung Sasak, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Rabu (12/8).
Situasi keluarga berantakan menyusul ditahannya sang ayah korban, Zulkifl, di tahanan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Paledang, Bogor, lima bulan silam. Pria yang berprofesi sebagai satpam Perumahan Telaga Kahuripan itu ditahan di LP karena terlibat pencurian di tempat kerja.
Dan ibunda Dani, Sutini, memilih minggat dari rumah. Tini begitu ia akrab disapa memilih melarikan diri ke kampung halaman orangnya tuanya di Padang, Sumatera Barat.
Buruknya kondisi rumah tangga keluarga membuat Dani mengalami stres berat. Alhasil "ABG" (anak baru gede) jebolan SMA Yadika 7, Salabenda, Desa Parakanjaya, Kemang itu memilih jalan lain untuk mengatasi putus asa yang dihadapinya.
Oleh karena itu, belakangan ini ia lebih banyak melamun dan tinggal di masjid Jami As-Surur kompleks Candraloka, Perumahan Telaga Kahuripan, Kemang. Di masjid tersebut Dani memilih menjadi "marbot" atau perawat masjid. Profesi sebagai "marbot" itulah yang membuat Dani berinteraksi dengan jaringan teroris.(cok/*b8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar