Jumat, Agustus 14, 2009

Noordin M Top Semakin Top

JAKARTA, MP - Kegagalan Tim Densus 88 Mabes Polri menyergap Noordin M Top, membuat nama si otak dibalik rangkaian serangan terror bom di sejumlah tempat di Indonesia itu semakin top.

Noordin M Top memang bukan orang sembarangan dalam jaringan terorisme internasional, sebab sosok teroris kelas kakap asal Malaysia ini memang dikenal sangat licin dan lihai untuk bersembunyi.

Selain itu, pria kelahiran Kluang, Johar, Malaysia pada 11 Agustus 1968, ini juga sangat cerdik dan pandai dalam mengelabui petugas yang mengejarnya. Dengan kepiawaiannya itulah, Noordin M Top selalu berhasil menebar terror bom bunuh diri di sejumlah tempat di Indonesia.

Meskipun jaringan yang dia miliki sudah mulai dipangkas, tetap saja Detasmen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri selalu mengalami kegagalan saat melakukan operasi pengepungan dan penyergapan terhadap otak pelaku bom bunuh diri itu.

Kegagalan teranyer yakni saat tim Densus 88 melakukan operasi penyergapan sebuah rumah di Desa Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, pada Jumat (7/8) sore. Oleh tim Densus 88, rumah milik Muhjari tersebut diyakini sebagai tempat persembunyian Noordin M Top, gembong teroris kelas kakap yang paling dicari Mabes Polri lebih dari tujuh tahun.

Dalam operasi tersebut, Densus 88 Mabes Polri memberondong rumah tersebut dengan peluru tajam dan berhasil menembak mati seorang pria yang diyakini polisi sebagai Noordin M Top.

Namun, keyakinan itu berubah setelah Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri secara resmi menyebutkan pria yang tewas dalam perburuan gembong teroris di Desa Beji, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah itu, bukan Noordin M Top.

“Benar, mayat yang tertembak itu bukan teroris Noordin M Top, melainkan Ibrahim alias Ibrohim (Boim) yang hilang pasca peledakan di Hotel JW Marriot dan Hotel Rizt Carlton,” kata Kapusdokkes Mabes Polri, Brigjen Pol Eddy Suparwoko.

Pernyataan bukan mayat Noordin M Top itu dikatakan Eddy, berdasarkan hasil forensik dan tes DNA terhadap mayat yang tertembak dalam baku tembak di rumah milik Muhjari tersebut. “Kesimpulan itu dilakukan setelah kita running and compare dengan sample, lalu kita bandingkan dengan keluarga Noordin M Top yang di Johor Baru, juga tidak cocok. Saya ulangi tidak cocok semua,” kata Eddy.

Selain itu, kami juga melakukan pembandingan dengan keluarga yang di Cilimus, yakni dengan istri dan kedua putra-putrinya, satu perempuan dan satu laki-laki, match 100 persen. Artinya almarhum adalah Ibrohim alias Aan, alias Boim, sambung Eddy.
Tertembaknya Ibrohim, pria empat anak asal Cirebon, Jawa Barat, dalam perburuan teroris dirumah tersebut, membuat polisi memastikan bahwa Boim terlibat langsung dalam pengeboman di JW Marriot dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta.

Peran Boim dalam aksi pengeboman yang menewaskan sembilan orang itu adalah membantu menyelundupkan bahan peledak ke dalam dua hotel mewah tersebut. Polisi memastikan Boim terlibat dalam aksi pengeboman kedua hotel kelas internasional itu, setelah melihat dan menganalisa sejumlah rekaman CCTV yang terpasang dikedua hotel sebelum terjadinya ledakan.

Tayangan CCTV menayangkan aktivitas Boim keluar masuk hotel sebelum ledakan bom. Boim terlihat jelas melakukan survey kebagian lobi hotel, kemudian dia menurunkan sejumlah bungkusan besar dari sebuah mobil pik-up dilahan bongkar muat Hotel JW Marriot.

Berdasarkan keterangan sopir taksi, saat Boim mau menurunkan barang, dia dilarang oleh Boim untuk membantu mengangkat barang. Lalu Boim sendiri yang mengangkat barang tersebut dan meletakkannya dikamar 1808 hotel tersebut, kata Kepala Devisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Nanan Soekarna.

Menurut sumber SGN, kegagalan tim Densus 88 Anti Teror menangkap gembong teroris kelas kakap itu, tidak lepas dari kekisruhan internal di tubuh Polri. Sebab sejumlah Pati Mabes Polri bersaing ingin mendapatkan kursi Kapolri atau yang sering disebut dengan sebutan Tribrata I (TB I).

Menguatnya persaingan itu, setelah ada rumor dari Istana Negara yang menyebutkan siapa yang paling berjasa dalam menangkap Noordin M Top bakal mendapat promosi sebagai TB I. “Angin segar inilah yang membuat sejumlah Pati di Mabes Polri yang terkait dengan perburuan Noordin saling berlomba menunjukan prestasinya, kata sumber.

Menurut dia, kondisi ini berdampak pada kurang dilibatkannya orang orang yang dengan kemampuan tinggi dibidang penangkapan terorisme, karena dikhawatirkan yang bersangkutan akan menjadi lebih menonjol dalam persaingan menuju TB I.

Meskipun demikian, persaingan itu tidak serta-merta mematikan semangat pasukan Densus 88 Anti Teror, sebagai satuan khusus kejahatan transnasional yang sudah cukup teruji mengungkap kasus terorisme sebelumnya.

Apalagi Presiden SBY sangat konsen dengan perang melawan terorisme sehingga Polri wajib mengerahkan segala daya untuk menangkap hidup mati Noordin M Top dan jaringannnya.

Oleh karena itu, keberhasilan menangkap Noordin, pasti mendapat apresiasi dari Presiden. Melihat kondisi itu, wajar para Pati bersaing untuk menangkap teroris kelas kakap itu demi mendapat kan posisi TB I.

Teroris Gentlemen

Pernyataan Mabes Polri yang menyebutkan mayat yang tertembak di rumah Muhjari Desa Beji, Temanggung Jawa Tengah bukan Noordin M Top dibenarkan pihak keluarga Noordin M Top di Malaysia.

Jubir keluarga Noordin , Badarudin Ismail menyebutkan, sekilas dari penyerbuan polisi ke sebuah rumah di Temanggung dan dari foto yang beredar di internet, keluarga Noordin mengatakan itu bukanlah Noordin M Top.

"Noordin itu orang yang bertanggung jawab dan dia seorang gentleman. Jika sudah dikepung polisi, dia (Noordin) pasti akan keluar tanpa melawan," kata Ismail di Kuala Lumpur.

Selain itu, masih kata Ismail, Noordin itu orangnya tidak kasar tetapi sangat lembut dan dia tidak akan menembak apalagi melakukan perlawanan saat akan ditangkap petugas.

Jika orang yang dimaksud polisi itu Noordin M Top, saya yakin pengepungan dan penyergapan itu tidak akan memakan waktu yang lama. Sebab jika polisi sudah mengatakan dirinya sudah terkepung, seorang yang bernama Noordin M Top akan mau menyerah untuk berunding, paparnya.

"Dia itu orangnya penyabar dan mau berunding, dia tidak akan membalas tembakan polisi kalau sudah terkepung," kata Ismail.

Menurut dia, penyerbuan dan penembakan di Temanggung yang menjadi persembunyian Noordin, pihak keluarga langsung mengatakan, itu bukan Noordin. Dia orangnya kompromis. Dia akan keluar jika sudah terkepung.

Selain itu, pihak keluarga juga sudah diperlihatkan mengenai foto jenazah Noordin yang beredar di internet. Mereka juga langsung menjawab bukan, karena Noordin gemuk, sementara di foto kurus dan hitam.

Noordin itu memiliki wajah yang sedikit bulat dan berbapan tegap, berbadan besar dan berkulit putih serta orangnya sangat berwibawa.

Badarudin mengaku, Noordin merupakan mujahidin yang pergi ke Afganistan berjuang melawan penjajahan Uni Soviet. Mereka bersama-sama Amerika melawan penjajahan Uni Soviet.

Setelah itu, ia pulang dan mengajar di Institut Lukamnul Hakim, Johor, bersama Azahari dan bertemu dengan Amrozi dan Ali Gufron yang sedang studi di sana. Ketika konflik sosial antara umat Islam dan Kristen di Ambon, Noordin M Top masuk ke Indonesia. (red/*ms)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails