Minggu, Juli 19, 2009

Laporan Intelijen Sempat Bikin Pasar Gelisah

JAKARTA, MP - Pengamat ekonomi Dradjat Wibowo berharap, laporan intelijen yang masuk ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akurat dan proporsional. Laporan intelijen yang dikutip Presiden sempat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pelaku pasar.

"Apa betul ada teror terkait Pilpres (pemilihan presiden)," kata Dradjat di sela diskusi ringkas dengan beberapa pelaku keuangan di Jakarta, Minggu (19/7).

Menurut dia, aparat keamanan diharapkan tidak memberikan laporan intelijen yang berlebihan agar pelaku pasar tidak gelisah.

Dradjat juga menilai, pergerakan rupiah dan indikator ekonomi lain relatif stabil paska teror bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton, Jumat 17 Juli 2009.

"Asal tidak ada guncangan keamanan lagi, Insya Allah rupiah dan indikator ekonomi lain stabil," ujar dia.

Namun, dia melanjutkan, sebagai wujud respons psikologis, rupiah dan indikator ekonomi bisa berpotensi tertekan tipis. Meski demikian, tekanan tersebut relatif kecil dan sebentar.

Dradjat menambahkan, pengalaman di Jakarta, London, dan Madrid paska teror bom ikut memperkuat keyakinan tersebut.

Selain itu, banyak manajer investasi (fund manager) yang saat ini sedang liburan dan sudah mengambil posisi investasi jangka panjang. (mp/*v)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails