JAKARTA, M86 - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat dalam kurun waktu enam hari terakhir, tiga gunung berapi di Nusa Tenggara dinaikkan statusnya dari normal aktif menjadi waspada atau level II. "Ketiga gunung api tersebut adalah Gunung Api Anak Ranakah, Tambora, dan Lewotobi Perempuan," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis, (1/9).
Gunung Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dinaikkan statusnya terhitung sejak 26 Agustus 2011, pukul 15.00 WITA.
Menurut Sutopo, kenaikan status itu karena sejak Juni 2011 terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam dan dangkal. Pada 24 Agustus 2011, terekam 24 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.
Letusan terakhir Gunung Anak Ranakah pada 11 Januari 1988. Pada saat itu, ketinggian asap mencapai sekitar 8.000 meter yang disertai luncuran aliran awan panas yang mengarah ke Wae Reno dan Wae Teko di sebelah utara gunung api itu.
Lima hari kemudian, Gunung Api Tambora, yang terletak antara Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, NTB, dinaikkan statusnya menjadi waspada sejak 30 Agustus 2011, pukul 11.00 WITA.
Sejak April 2011 telah terjadi peningkatan aktivitas gunung api. Awal Agustus 2011, secara visual teramati asap putih tebal setinggi 20 meter dari kawah Doro Api Toi dalam kaldera Tambora. Pada 29 Agustus 2011, terekam 14 gempa vulkanik dalam.
Dalam sejarahnya, aktivitas vulkanik Gunung Tambora ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Maluku. "Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000-12.000 orang di antaranya meninggal secara langsung akibat dari letusan tersebut. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia," kata Sutopo.
Adapun Gunung Lewotobi Perempuan di bagian tenggara Pulau Flores, NTT, juga menunjukkan peningkatan aktivitas sehingga dinaikkan menjadi waspada pada 31 Agustus 2011, pukul 15.00 WITA. Aktivitas saat ini terekamnya gempa vulkanik yang biasanya rata-rata 5 kali kejadian, sekarang rata-rata 24 kali kejadian gempa vulkanik. Terakhir meletus pada tahun 1935 berupa letusan eksplosif dengan awan panas.
Meski status tiga gunung ini dinaikkan, kata Sutopo, penduduk di sekitar gunung-gunung itu masih aman dan belum perlu mengungsi. Meski begitu, Sutopo meminta pemerintah daerah serempat dan masyarakat untuk semakin meningkatkan kewaspadaannya. Disarankan pula, siapa saja yang ingin mendaki ketiga gunung tersebut agar menunda rencana pendakian. "Sementara pendakian ditutup," ujarnya. (dya/*tif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar