Senin, Agustus 08, 2011

Ramadhan Tak Hanya Tradisi Rutinitas Religius

JAKARTA, M86 - Ibadah puasa Ramadhan bukan sekadar tradisi rutinitas religius semata tetapi proses memperbaiki diri menjadi manusia lebih bertaqwa terhadap Allah SWT, kata sosiolog keagamaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Ansari Yamamah, di Medan, Senin (8/8).

"Tanpa hasil itu, ibadah puasa seseorang berarti tidak memberikan apa pun," katanya.

Ibadah puasa yang berlangsung selama satu bulan penuh tersebut memiliki dimensi vertikal dan horizontal dalam pembentukan karakter umat Islam.

Dalam dimensi vertikal, umat Islam dilatih untuk selalu memiliki pengorbanan dan ketaatan terhadap agama, seperti menahan lapar dan hawa nafsu seperti diperintahkan Allah SWT.

Dengan berbagai larangan yang dapat membatalkan ibadah puasa, Ramadhan juga melatih seluruh umat Islam agar dapat menyadari bahwa segala perbuatannya akan diketahui Allah SWT.

Latihan religius itu memberikan pengaruh terhadap dimensi horizontal dengan tujuan agar umat seluruh umat Islam dapat memiliki kepedulian sosial dan tidak melakukan segala perbuatan yang diharamkan agama.

Ia mencontohkan perintah menahan lapar dan haus yang diyakini cukup memberikan penderitaan secara fisik karena kurangnya asupan tubuh selama seharian penuh.

Umat Islam harus menyadari bahwa penderitaan fisik itu justru dialami kaum fakir miskin sepanjang hidupnya karena memiliki keterbatasan ekonomi untuk membeli makanan dan minuman yang dibutuhkan.

Kemudian, efek horizontol dar puasa Ramadhan lainnya adalah ketidakberanian setiap umat Islam untuk melakukan perbuatan yang dilarang agama meski tidak diketahui orang lain.

Dalam Ramadhan, umat Islam dituntut kejujurannya karena tidak ada satu pun manusia yang dapat menilai secara fisik tentang kriteria orang-orang yang berpuasa.

Seseorang dapat mengelabui orang lain dengan mengaku masih berpuasa meski secara sembunyi-sembunyi telah melakukan perbuatan yang membatalkan seperti makan dan minum.

Dalam aspek sosial, seseorang yang melaksanakan puasa dengan penuh keimanan, tidak akan pernah mau melakukan perbuatan tercela seperti mencuri, korupsi dan tindakan lain yang dilarang agama meski tidak diketahui manusia lainnya.

"Jika perilaku seorang muslim tidak mencerminkan semua itu, berarti puasa tidak lebih dari sekadar tradisi rutinitas religius semata," kata Ansari. (red/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails