Rabu, Juni 01, 2011

Habibie : Pancasila Sudah Terkikis

JAKARTA, M86 - Peringatan Hari Pancasila 1 Juni, Rabu (1/6) hari ini, digelar di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta. Selain sebagai lahirnya Pancasila, 1 Juni merupakan momen penting berisi pidato Bung Karno, presiden pertama RI, tentang ideologi Pancasila.

Peringatan Hari Pancasila dibuka pukul 10.00 WIB, setelah Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di lokasi. Acara dimulai dengan pembacaan teks Pancasila oleh seluruh hadirin. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Ketua MPR Taufiq Kiemas, dilanjutkan pidato dari mantan Presiden RI Baharuddin Jusuf (B.J) Habibie dan Megawati Sukarnoputri.

Dalam pidatonya Presiden ke-3 RI B.J Habibie mengungkapkan, saat ini Pancasila tengah tersandera dalam lorong yang sunyi. Hal ini, lanjutnya,disebabkan oleh proses globalisasi dalam berbagai aspek. Selain itu, dalam pandangannya, penuntutan hak asasi manusia tak diikuti dengan pelaksanaan kewajiban asasi manusia.

"Terdapat perkembangan hak asasi manusia yang tidak diimbangi dengan kewajiban asas manusia. Harusnya diimbangi dengan kewajiban. Selain itu, nilai Pancasila menjadi pudar karena lonjakan pemanfaatan teknologi informasi. Informasi amat berpengaruh dalam bangsa ini, tapi juga rentan terhdaap manipulasi informasi," paparnya.

Habibie mengajak semua tokoh masyarakat, kaum cendikiawan dan rakyat Indonesia untuk kembali menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang dinilainya telah terkikis. Ia beharap ada ruang publik yang dibuka untuk membuka komunikasi yang yang luas diantara masyarakat, agar perbedaan tak menjadi halangan bagi bangsa untuk maju.

"Saya yakin, meski pun kita berbeda suku, agama, budaya serta afiliasi politik, tapi kalau kita mau bekerja keras untuk memperjuangkan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945, dan NKRI kita akan menjadi bangsa yang kuat," tukasnya.

Pidato Habibie disambut standing applause dari seluruh peserta yang hadir. Usai menyampaikan pidatonya, mantan Menristek di era Orde Baru ini menjabat tangan dan berpelukan dengan seluruh petinggi negara yang duduk di barisan depan termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails