JAKARTA, M86 - Tujuh staf Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tewas dibunuh dalam aksi demo massa di Mazar-e-Sharif, Afghanistan. Dua diantara mereka dipenggal kepalanya oleh demonstran yang memprotes pembakaran Al-Qur'an di gereja Florida, Amerika Serikat.
Pejabat PBB kepada Daily Telegraph menyatakan, jumlah korban kemungkinan bertambah hingga 20 orang. Dalam peristiwa itu, beredar kabar bahwa seorang Kepala Asisten Militer PBB juga ikut terluka. Namun kabar ini belum dapat dipastikan.
Aksi unjukrasa ini makin menjalar, aksi serupa terjadi di Kota Kandahar yang berujung bentrokan antar polisi dan pengunjukrasa. Akibatnya, sembilan orang dikabarkan tewas.
Di Kandahar, yang dikenal sebagai markas Taliban, sejumlah pengunjuk rasa membawa bendera Taliban dan meneriakkan yel, "Hidup Taliban" dan "Bunuh Amerika". Massa marah setelah pendeta Terry Jones membakar Al-Qur'an pada 20 Maret lalu di Florida, Amerika Serikat.
Juru bicara Gubernur Kandahar, Zalmai Ayoubi menerangkan, dalam aksi ini massa juga menyerang sekolah menengah atas khusus perempuan, mereka juga membakar kelas dan bus sekolah.
Sementara juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid membantah Taliban terlibat dalam kerusuhan di Maszar-e-Shareef dan Kandahar. "Ini adalah reaksi dari rakyat Afghanistan," kata dia.
Presiden Barack Obama mengecam pembakaran Al-Qur'an oleh seorang pendeta di Amerika Serikat.
"Penodaan atas setiap naskah suci, termasuk Al-Qur'an, adalah sangat tidak toleran dan fanatik," kata Obama dalam pernyataan untuk menghormati mereka yang tewas dalam serangan itu.
"Namun, menyerang dan membunuh orang yang tidak bersalah sebagai pembalasannya adalah perbuatan melampaui batas kemanusiaan," sambung Obama. (jek/*b8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar