JAKARTA, M86 - Sebagai seorang debt collector spesialis penagihan kartu kredit, Doni, 33, mengaku mendapatkan pendidikan kilat ketika pertama kali terjun di dunia jasa penagihan.
Dimana 10 tahun silam, pria asal Maluku itu ditawari salah seorang kerabatnya untuk bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta Barat. Pertama kali bekerja, dia menjalani pelatihan selama seminggu untuk mempelajari teknik-teknik penagihan, di bawah bimbingan seniornya.
Dia mempelajari bagaimana cara melakukan penagihan agar nasabah dapat segera melakukan pelunasan cicilan kredit. "Saya diajari bagaimana cara menagih dan menghadapi bermacam-macam karakteristik nasabah," ungkapnya.
Doni menambahkan, ketika menghadapi nasabah yang membandel, hal yang pertama dia lakukan adalah meminta nasabah membuat surat perjanjian mengenai tenggat pembayaran. Surat perjanjian itu dianggap penting, sebab surat itu bisa menjadi dasar bagi debt collector dalam mengambil langkah-langkah selanjutnya yang dianggap perlu. Tidak jarang cara-cara kekerasan digunakan jika nasabah tidak juga menunjukan itikad baik untuk membayar.
"Minimal saya satroni terus rumahnya, saya tunggu terus, motor saya letakkan di depan pagar," jelasnya.
Menurut Doni, pelatihan sangat penting. Sebab seringkali debt collector kalah argumen ketika menghadapi nasabah-nasabah yang pendidikannya tinggi. Doni menceritakan pengalaman pertamanya melakukan penagihan salah satu manager rumah makan di Sunter, Jakarta Utara.
Ketika itu dia terpaksa pulang dengan tangan kosong lantaran nasabah tersebut menggunakan surat pelunasan hutang dari pengacaranya. Doni yang tidak mengerti apa-apa kemudian melaporkan hal tersebut kepada kantornya. "Saat itu saya tidak mengerti apa-apa, mau saja saya dibodohi sama pengacara busuk itu," ucapnya.
Hal-hal seperti itu seringkali ia alami ketika pertama kali melakukan penagihan. Sebagai debt collector, dia selalu diberi target untuk tiap kali penagihan. Biasanya dia diberi waktu tiga minggu. Jika melebihi tenggat, proses penagihan akan diberikan kepada rekannya yang lain.
Pola rekrutmen, biasanya adalah kenalan dari debt collector juga. Biasanya karyawan tidak pilih-pilih orang. Doni sendiri merasa dia bisa diterima sebagai karyawan lantaran berasal dari Maluku. "Ya orang-orang kita memang banyak yang menjadi debt collector," ujarnya.(red/*mi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar