JAKARTA, MP - Presiden SBY dan PM Malaysia Najib Tun Razak dinilai punya perbedaan yang sangat mencolok dalam mengobarkan semangat nasionalisme rakyatnya di tengah memanasnya hubungan diplomatik kedua negara.“SBY kita ini kan orangnya ya cenderung ragu-ragu. Ragu-ragunya kelihatan sekali. Kalau Datuk Najib itu kalau ngomong kan tegas, dia itu kan anaknya Tun Razak jadi kelihatan auranya,” ungkap pengamat pertahanan Ade Daud Nasution, di Jakarta.
Penilaian Ade itu dikemukakan menanggapi kemungkinan Presiden SBY menyampaikan pernyataan keras atas ketegangan diplomatik Indonesia – Malaysia di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta.
Ade memastikan Presiden SBY tidak akan menyatakan sikap keras. “Akan beda dengan PM Najib. Dia kan sudah bilang, demo boleh saja tapi jangan bakar bendera dan buang tinja,” ungkap Ade menirukan pernyataan Najib.
Najib juga membumbui pernyataan itu dengan menyebutkan, “Ya, kalau gitu (bakar bendera dan buang tinja ke Kedubes) rakyat Malaysia juga bisa marah. Dia bilang begitu kan? Itu jadi senjata buat dia supaya ada persatuan ke dalam. Kan puak Melayu ini lagi terganggu hubungannya dengan turunan India dan sebagainya. Jadi dengan begini, Najib mau kasih lihat bahwa Partai Keadilan, PAS, itu juga peduli pada bangsanya,” sebut Ade.
Menurut mantan anggota Komisi I DPR ini, PM Najib memanfaatkan kesempatan krisis diplomatik ini untuk memabangkitkan persatuan nasionalisme. “Mestinya SBY juga memakai persatuan nasional dalam saat-saat begini. Apa itu cuma lip service kek atau apa. Kondisinya akan lebih baik kalau kita memakai itu untuk bersatu,” tambah Ade Nasution.
Ia melihat, SBY menyampaikan pernyataan tentang hubungan RI-Malaysia di Mabes TNI hanya untuk menutupi keadaan dan isu-isu lainnya seperti melambungnya harga bahan kebutuhan pokok jelang Lebaran. (red/*mtn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar