JAKARTA, MP - Terpilihnya Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum DPP Partai Golar (2009-2014) karena figur anggota Dewan Penasihat PG (2004-2009) itu lebih disukai publik dan pengurus DPD I/II Golkar, serta Ical yang kini Menko Kesra itu juga mempunyai faktor kekuatan internal dan eksternal, kata pengamat politik.
Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, menanggapi kemenangan Aburizal Bakrie sebagai ketum Golkar (2009-2014) dalam Musyarawarah Nasional Partai Golkar VIII di Pekanbaru, Riau, 5-8 Oktober 2009.
Dalam Munas dan pemilihan ketum Golkar itu, Ical memperleh 296 suara menagalahkan Surya Paloh yang mendulang 240 suara. Sementara Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dan Yuddy Chrisnandi tidak mendapatkan suara.
Menurut Husin, kemenangan Ical dipengaruhi faktor internal, yakni selama ini Ical dikenal luas sebagai organisator. Dia banyak pegalaman di berbagai organisasi baik dalam maupun luar negeri. "Sementara dari faktor eksternal, Ical mempunyai mesin politik yang mumpuni," katanya.
Berkaitan ketenaran Ical di mata publik, dalam survei yang dilakukan Puskaptis sebanyak dua kali popularitas Ical memang menempati tertinggi.
Dalam survei kedua yang dilakukan pada 7-15 September 2009 lalu, Ical menempati tempat tertinggi, yakni 54,89 persen sebagai calon ketua umum Golkar yang disukai publik di Indonesia.
"Dalam Munas perolehan suara Ical mencapai 55,4 persen, sedang Surya Paloh hanya 44,6 persen. Apa yang diperoleh Ical sama dengan hasil survei kami, yakni 54,89 persen, sedangkan pada survei pertama Ical mendapatkan prosentase 53,05 persen," ujarnya.
Husin membeberkan kemenangan Ical juga tidak bisa dilepaskan dari keberhasilannya merangkul golongan senior dan muda. "Untuk golongan senior ada nama Akbar Tandjung sudah mengakar di lapisan bawah. Sementara di golongan muda terdapat tokoh aktivis kepemudaan Ahmad Dolly. Selain itu, Ical sendiri juga memang mempunyai pengalaman organisasi baik di dalam maupun di luar Golkar," katanya.
"Kemenangan Ical sudah terlihat sejak pemandangan umum perserta Munas. Setidaknya dari pemandangan umum sebanyak 27 DPD I plus Ormas jelas-jelas mendukung Ical. Sementara Surya Paloh yang sebelumnya mengklaim mendapatkan dukungan 60 persen DPD dari seluruh Indonesia, nyatanya hanya didukung oleh 7 DPD I," ujarnya.
Sementara tidak adanya suara yang diperoleh Tommy Soeharto dan Yuddy Chrisnandi, menurut Husin, sejak awal memang sudah diprediksi. Kedua tokoh muda ini memang hanya melakukan menguji kepopuleran. Setidaknya dengan sekarang maju sebagai kandidat keduanya sudah dikenal pasar. "Target keduanya bukan sekarang tapi lima tahun mendatang," ujaranya.(red/*ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar