JAKARTA, MP - Pembagian paket Lebaran yang digelar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ricuh. Puluhan orang terinjak-injak, belasan pingsan, dan sejumlah anak menangis histeris lantaran terlepas dari dekan orangtuanya.Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Muhayat, mengatakan, kericuhan terjadi akibat ketidaksabaran warga untuk mendapatkan paket Lebaran dari Gubernur. "Karena ketidaksabaran masyarakat untuk antre, budaya tertib tidak ada," katanya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat mengkaji pola pembagian bingkisan semacam itu. Sebab, kasus tersebut adalah yang kedua dalam dua tahun terakhir.
Tahun ini, kericuhan mengakibatkan 12 orang pingsan, dua dirawat di rumah sakit dan 10 anak terpisah dari orangtua. “Tahun depan akan kita pikirkan lagi untuk yang terbaik. Kita akan carikan solusi yang lebih baik dari pengalaman-pengalaman yang ada," ujarnya.
Pada hari Lebaran kedua, Gubernur menggelar open house sekaligus membagikan 6000 paket sembako berisi minyak goreng, gula, kopi, susu, dan biskuit. Gubernur juga memberikan uang santunan Rp 40 ribu per orang. “Untuk uang santunan totalnya sekitar Rp 240 juta. Ini merupakan sumbangan pribadi dari gubernur dan wakil gubernur,” kata Muhayat.
Ya, orang miskin memang selalu disalahkan, ketika seorang pimpinan melakukan kebijakan yang salah sehingga menimbulkan korban. Tapi itu lah fakta yang terjadi selama ini, semoga untuk tahun - tahun ke depan kita menemukan pimpinan yang bijak yang mau mengakui kesalahan dan tak mau menyalahkan rakyatnya seharusnya dilindungi. (red/vnc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar