JAKARTA, MP - Pembagian paket Lebaran yang digelar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada hari kedua Lebaran kemarin, Senin, 21 September 2009 ricuh. Puluhan orang terinjak-injak, belasan pingsan, dan sejumlah anak menangis histeris lantaran terlepas dari orangtuanya.Pengamat sosial Zaim Saidi menyesalkan kasus semacam itu terjadi di 'rumah' seorang pemimpin. "Pemimpin itu kan seharusnya memberi contoh yang baik," katanya seperti dilansir di tvOne, Selasa, (22/9).
Zaim mengatakan, seharusnya Fauzi Bowo mampu belajar dari kasus serupa sebelumnya. Pemberian sedekah seharusnya tak perlu dengan mengumpulkan massa. "Fauzi Bowo seharusnya sadar dengan kemungkinan buruk seperti itu," ujarnya.
Sebagai pemimpin yang memiliki jaringan luas hingga tingkat kelurahan, Fauzi Bowo seharusnya menggunakan format jemput bola. "Seharusnya pemimpin yang mendatangi kantong-kantong kemiskinan sesuai data yang dimiliki, kalau tangan kanan memberi kan tangan kiri tak perlu tahu," ujarnya. "Kalau tulus harusnya pemimpin yang datang ke orang miskin."
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30, Senin, 21 September 2009, usai Gubernur mengakhiri acara open house di teras Balai Kota Jakarta. Ratusan warga yang tertahan di luar gerbang merangsek masuk ke halaman Balai Kota memperebutkan ratusan paket Lebaran yang tersisa.
Aksi dorong pun tak terelakkan. Para ibu berteriak histeris. Sejumlah anak menangis lantaran terpisah dari dekapan orangtuanya. Puluhan orang terjatuh dan terinjak-injak. Bahkan dua di antaranya dilarikan ke rumah sakit. "Saya terkejut ada kejadian ini, itu terjadi setelah saya meninggalkan Balai Kota," kata Fauzi Bowo.
Pada Lebaran hari kedua kemarin, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo membagikan 6000 kantung berisi sembako dan snack kepada warga Jakarta yang tidak mampu. Gubernur juga memberikan angpao Rp 40 ribu kepada setiap warga yang datang. Ya,mungkin saja para pejabat kita ini sekarang sedang mengejar simpatik warga dengan tujuan ke depan, siapa yang tahu bisa saja mau jadi capres mendatang. Ya, kita hanya bisa menduga-duga kita tunggu saja. (red/*vnc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar