Sabtu, September 19, 2009

Jangan Ada Lagi Warga Malaysia Ganggu Indonesia

JAKARTA, MP - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Nanan Sukarno mengharapkan agar jangan ada lagi warga negara (WN) Malaysia yang mengganggu Indonesia dengan aksi teror menyusul tewasnya Noordin M Top, WN Malaysia yang menjadi buronan utama kasus terorisme. "Kita tidak ingin diganggu oleh bangsa lain. Jangan sampai ada lagi yang lain," kata Nanan .

Karena itulah, Polri akan sesegera mungkin akan memulangkan jenasah Noordin agar tidak lagi menjadi persoalan bagi Polri.

"Kita akan sesegera mungkin kembalikan Noordin ke Malaysia karena dia bukan orang Indonesia," katanya menegaskan.

Polri, katanya, telah koordinasi dengan kepolisian Malaysia dan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta untuk membicarakan pemulangan salah satu warga negaranya.

Pemulangan jenasah itu bisa melalui dua cara yakni diambil langsung oleh keluarga Noordin atau diserahkan ke Kedutaan Malaysia di Jakarta.

Dari Kuala Lumpur, istri Noordin M Top, Siti Rahma dan kakaknya Yahya, akan berangkat ke Jakarta paling cepat Rabu (23/9) untuk membawa pulang jenasah Noordin untuk dimakamkan di Johor Bahru, Malaysia.

"Kedua orang ini belum punya paspor, paling cepat mereka dapat paspor hari Rabu karena kementerian dalam negeri Malaysia mulai bekerja hari itu," kata juru bicara keluarga Noordin M Top, Badaruddin Ismail di Kuala Lumpur, Sabtu.

kedatangan istri Noordin M Top ke Jakarta selain untuk menjemput jenasah juga untuk melihat secara fisik jenasah.

Keluarga Noordin sendiri sudah memastikan bahwa salah satu korban yang dalam operasi kepolisian di Kampung Kepuhsari Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo, Jawa Tengah pada Kamis (17/9) adalah Noordin M Top.

"Berdasarkan sidik jari dan tes DNA yang disampaikan Polri kepada keluarga itu positif memang Noordin M Top," kata pak Din, panggilan akrab Badaruddin Ismail.

Selain Noordin, Polri telah menembak mati WN Malaysian, Dr Azahari yang juga sama-sama menjadi buronan utama atas berbagai kasus ledakan bom sejak tahun 2000 hingga 2004.

Noordin memiliki keahlian mendoktrin para pengikut sedangkan Azahari memiliki keahlian membuat bom berdaya ledak tinggi.

Azahari tewas tertembak dalam operasi kepolisian di Batu, Malang, Jawa Timur, 2005.

Polri memburu kedua warga negeri jiran ini karena diduga menjadi pelaku utama bom serangkaian Natal tahun 2000, bom Bali 2002, bom Bali 2003, bom JW Marriot 2003, kedubes Australia 2004 , bom JW Marriot dan Ritz-Carlton 2009.

Dari sejumlah ledakan itu, bom Bali 2002 paling banyak memakan korban jiwa yakni 202 tewas termasuk 88 WN Australia.(red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails