Minggu, Agustus 02, 2009

YLKI : Waspadai Cuci Gudang Jelang Ramadhan

JAKARTA, MP - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan kegiatan "cuci gudang" menjelang pelaksanaan Bulan Suci Ramadhan harus diwaspadai konsumen, karena sering barang kadaluwarsa dijual.

"Distributor dan pedagang sering memanfaatkan tingginya permintaan barang oleh masyarakat menjelang ibadah puasa, jadi perlu diwaspadai penjualan produk yang kadaluwarsa," kata Indah Suksmaningsih dari YLKI di Jakarta.

Pihak produsen, katanya, berkewajiban saat "cuci gudang" perlu menginformasikan kepada konsumen bahwa barang yang dijual mendekati batas waktu kadaluwarsa.

"Terserah konsumen mau membeli barang tersebut atau tidak, hanya saja itu kewajiban yang harus dipatuhi produsen agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat, terutama umat Islam menjelang pelaksanaan ibadah puasa," ujar Indah.

Dia juga mengimbau pihak Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM), Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Departemen Perdagangan dan Perindustrian agar tegas terhadap distributor atau pedagang yang "nakal".

"Tindak tegas sesuai undang undang perlindungan konsumen sehingga distributor maupun pedagang tidak berspekulasi ketika menjual barang," ujar Indah.

Produsen berkewajiban juga menggantikan satu barang kadaluwarsa dengan dua barang berkualitas baik sekiranya ditemukan rusak.

"Jadi asosiasi ritel harus patuh terhadap ketentuan tersebut, kenyataan ada produsen yang merealisasikan kewajiban ini," kata Indah Suksmaningsih.

Ketua Gabungan Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman Idonesia (Gapmmi) Thomas Dharmawan mengatakan para anggotanya telah diingatkan agar tidak menjual barang kadaluwarsa dengan memanfaatkan tingginya kebutuhan konsumen.

"Kami mematuhi ketentuan tersebut dengan harapan pihak `berwajib` tidak hanya `main` sita. Sedangkan pedagang saat ini membutuhkan pembinaan berkaitan dengan pembatasan barang impor," ujarnya.

Pengawasan melalui operasi menjelang dan puncak pelaksaan ibadah puasa, menurut Thomas, hendaknya jangan menjadi kegiatan rutin dari proyek pihak berkompoten.

"Pembinaan melalui pelatihan saat ini dibutuhkan para pedagang untuk mengetahui perkembangan pasar global sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan di atas 6 persen," kata Thomas Dharmawan.(red/*b8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails