JAKARTA, MP - Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan ada pihak yang sengaja berusaha memperburuk hubungan Indonesia-Malaysia dengan memanas-manasi warga Indonesia dengan mengeluarkan "plesetan" lagu Indonesia Raya di blog internet.
"Saya kira ada pihak ketiga yang memanfaatkan, ingin mengadu dan memperkeruh keadaan. Ini Ramadhan jadi jagalah hati seperti yang Presiden sampaikan bahwa hubungan Indonesia - Malayasia penuh tantangan. Tetapi kita harus juga serius menanganinya dengan cara yang selalu membela harkat dan martabat bangsa. Tetapi riak-riak ini akan selalu ada dan sudah berpuluh-puluh tahun ada dalam hubungan Indonesia - Malaysia," kata Dino di komples Istana Presiden Jakarta, Jumat (28/8).
Dino mengatakan, munculnya situs blog yang menjelek-jelekkan lagu Indonesia Raya di tengah ramainya persoalan soal penggunaan tarian Pendet pada iklan pariwisata Malaysia, kemungkinan dilakukan untuk terus memperburuk hubungan Indonesia - Malaysia.
"Kita harus hati-hati jangan asal memanas-manasi hal ini. Ini kan suatu blog yang kita tidak tahu dimana dan apa asalnya, jadi hati-hati jangan memanas-manasi publik. Saya yakin pemerintah dan rakyat Malaysia juga tidak setuju mengenai hal ini," katanya.
Mengenai gambar tarian pendet yang digunakan iklan pariwisata Malaysia, menurut Dino ,sudah diakui pemerintah Malaysia sebagai sesuatu kekhilafan yang dilakukan perusahaan iklan Discovery yang memproduksi iklan itu dan tanpa sepengetahuan pemerintah Malaysia.
"Tetapi yang jelas seperti yang disampaikan Presiden(SBY, red), dalam memproduksi iklan ini perlu diperhatikan sensitivitas masyarakat Indonesia terutama terhadap budaya Indonesia dalam hal ini tari Pendet," kata diplomat ini. Kemudian putra diplomat Hasyim Djalal ini berkata" Saya kira sekarang ini yang perlu dilakukan "cooling down", (menenangkan suasana, red) sepanjang Malaysia telah menegaskan mereka tidak pernah mengklaim tari Pendet sebagai budaya Malaysia" katanya.
Selalu Ada
Dino mengemukakan perselisihan mengenai budaya Indonesia dengan Malaysia akan selalu timbul dalam hubungan Indonesia dengan Malaysia karena adanya keterikatan historis budaya.
"Ada `grey area`nya( wilayah yang tak jelas, red) . Ada budaya-budaya Melayu yang ada di kita dan ada budaya yang ada di mereka. Tetapi kalau tari Pendet memang terlalu jauh. Jadi yang perlu kita lakukan sekarang seperti yang disampaikan Presiden adalah mengupayakan agar ada pengakuan dunia internasional terhadap warisan budaya kita yang penting seperti batik, angklung, wayang dan sebagainya," kata Dino .
Menurut Dino, hubungan komunikasi antara pemerintah Malaysia dengan Indonesia melalui deplu kedua negara terus berjalan termasuk membahas persoalan tarian Pendet ini.
Sebelumnya Menbudpar Jero Wacik mengatakan, pihaknya telah menerima permintaan maaf dari Menteri Pelancongan Malaysia soal Tari Pendet.
"Kemarin sore (Kamis, 27/8) Menteri Pelancongan Malaysia menelepon saya untuk minta maaf soal Tari Pendet," kata Wacik.
Jero Wacik mengatakan, permintaan maaf terkait penggunaan Tari Pendet dalam iklan promo pariwisata di televisi pada program Discovery Channel berjudul Enigmatic Malaysia tanpa seizin resmi pemerintah Indonesia memang baru disampaikan secara lisan.
Namun, Jero menegaskan, pihaknya masih menunggu jawaban resmi dari Pemerintah Malaysia atas surat nota protes yang disampaikan kemarin. (red/*an)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar