2014, Capres Indonesia Tak Harus Darah Biru

JAKARTA, MP - Pengamat politik Fajroel Rahman menilai calon presiden (capres) yang mengajukan diri pada Pemilu Presiden (Pilpres) tahun 2014 tidak harus dari penerus generasi sebelumnya yang pernah menjadi pemimpin bangsa.

"Calon presiden pada tahun 2014 tidak harus selalu dari darah biru, setidaknya ada kesinambungan dari calon independen untuk maju bersama mencalonkan diri sebagai presiden," katanya di Tangerang.

Dia menjelaskan, maksud dari calon presiden `darah biru` itu terkait dengan adanya keinginan untuk tetap mempertahankan penerus generasi dari generasi sebelumnya menjadi pemimpin bangsa ini.

"Sebuah konstitusi harus dilihat secara hidup yang didukung oleh masyarakat luas untuk menjadi pemimpin sebuah bangsa, bukan karena faktor keturunan darah biru ataupun kasta," katanya.

Ia juga menguraikan, calon presiden 2014 tidak harus selamanya diusung dari partai politik yang besar, melainkan calon independen yang tidak mendapatkan dukungan parpol pantas mencalonkan diri menjadi sebagai presiden.

"Kualitas calon presiden independen saya kira tidak kalah dengan calon presiden dari darah biru, meski tidak mendapatkan dukungan dari partai besar," kata Ketua Gerakan Nasional Calon Independen itu.

Pada Pilpres 2014, katanya, harus ada persaingan yang tidak hanya dari penerus generasi pemimpin terdahulu maupun capres dari partai besar, melainkan calon indepeden yang ikut dalam pilpres mendatang.

"Dengan begitu, Indonesia melakukan sebuah langkah besar dalam proses demokrasi," katanya.

Terkait dengan calon presiden independen, ia mengaku, akan kembali mengajukan uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) dan amandemen V Undang-Undang Dasar 1945 kepada DPR pada 28 Oktober mendatang.

"Dalam waktu 4,5 tahun ke depan, saya optimistis pengajuan uji materi bisa lolos dan calon independen bisa ikut dalam pilpres mendatang," katanya.(red/*b8)