Jumat, Juni 12, 2009

Bicara dengan Presiden, Siti Hajar Menangis

KUALA LUMPUR, MP - Siti Hajar, pembantu rumah tangga (PRT )korban penyiksaan oleh majikannya Hau Yuan Tyng, menangis haru ketika berbicara langsung dengan Presiden Yudhoyono melalui telepon seluler milik Dubes Da`i Bachtiar di rumah sakit Universitas Malaya.

"Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian bapak Presiden menelpon saya langsung. Saya merasa senang karena begitu banyak pejabat pemerintah yang menemui saya di rumah sakit," kata Siti Hajar, sambil terisak-isak.

Siti Hajar berbicara dengan presiden Yudhoyono disaksikan Dubes RI Da`i Bachtiar dan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat di rumah sakit.

Seusai memberikan keterangan pers, Kepala BNP2TKI dan Dubes RI langsung ke rumah sakit dengan rombongan wartawan karena presiden Yudhoyono ingin bicara langsung dengan Siti Hajar.

Sebelumnya di ujung acara jumpa pers yang digelar di Kantor KBRI Kuala Lumpur, Presiden menghubungi langsung Dubes Da`i Bachtiar, dan tak lama kemudian menghubungi Jumhur Hidayat.

Usai jumpa pers itu, semua wartawan diminta ikut dengan Dubes dan Kepala BNP2TKI berrangkat ke rumah sakit Universitas Malaya karena Presiden Yudhoyono akan berbicara langsung dengan Siti Hajar.

Kepedulian presiden Yudhoyono terhadap PRT yang menerima siksaan majikan di luar negeri ditunjukan juga ketika tahun lalu menemui Nirmala Bonat di sela-sela kunjungannya ke Kuala Lumpur.

Siti Hajar mengalami luka parah akibat siksaan majikannya. Selain disiksa, pembantu asal Garut juga tidak menerima gaji selama 34 bulan. Namun kemarin, salah seorang keluarga majikannya datang ke KBRI di Kuala Lumpur memberikan gajinya selama 34 bulan sebesar 17.000 ringgit.

Walau gaji sudah dibayar, KBRI tetap akan membawa kasus ini ke pengadilan, bahkan telah menunjuk seorang pengacara Malaysia untuk mengawasi dan mengikuti proses hukumnya

Masyarakat Garut Emosi

Sementara itu masyarakat Kabupaten Garut emosi mengetahui nasib seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) Siti Hajar yang disiksa oleh majikannya di Malaysia. "Kami sangat prihatin, masyarakat di sini juga emosi," kata Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra seperti dikutip media online kantor berita nasional.

Sekedar untuk diketahui, Siti Hajar (33 tahun) asal Limbang Barat RT 02/05, Limbangan, Garut, Jawa Barat, sering mengalami penyiksaan yakni dipukul dengan kayu serta disiram air panas oleh majikannya bernama Michelle di Lanai Kiara Condominium, Jl Kiara 3, Bukit Kiara, Kuala Lumpur.

Siti bekerja untuk majikannya itu sejak 2 Juli 2006 dan tidak digaji sehingga pada Senin (8/6) dini hari ia melarikan diri dari majikannya dengan menumpang taksi dan minta diantar ke Kedutaan Besar RI setelah sempat bersembunyi di pepohonan di dekat kondominium.

Siti Hajar kini dirawat di Medical Center Universitas Malaya dan telah dikunjungi oleh Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat serta Dubes RI Untuk Malaysia Dai Bachtiar.

Dicky Chandra mengatakan bahwa penanganan masalah Siti Hajar di tingkat kabupaten dilakukan langsung oleh Bupati Garut Aceng H.M Fikri. "Pemerintah Kabupaten pun akan memberikan santunan untuk Siti Hajar," katanya.

Ia mengatakan kasus Siti Hajar itu dapat dijadikan pelajaran kepada calon TKI yang ingin bekerja di luar negeri termasuk Malaysia.

"Namun yang terpenting adalah bagaimana bangsa ini bisa membuktikan diri bisa mandiri dalam ekonomi sehingga tidak harus bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga,"katanya.

Ia menyarankan untuk bekerja di luar negeri semestinya dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang memadai sehingga kualitas TKI dapat lebih dihormati.

Wakil Bupati Garut berharap masalah yang menimpa Siti Hajar itu tidak terjadi pada TKI lainnya. (mp/*a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails