Kamis, Juni 16, 2011

Jakarta Menuju Kota Metropolitan Dunia

JAKARTA, M86 - Untuk mewujudkan kota metropolitan kelas dunia, berbagai upaya telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Termasuk, salah satunya menggandeng Pemerintah Jerman untuk mewujudkan hal tersebut. Ya, jika di abad ke-19 dan 20, Kota Paris dan Kota New York menjadi kota metropolitan berkelas dunia, maka di abad ke-21 banyak pihak yang meramalkan salah satu kota di Asia akan menjadi kota metropolitan berkelas dunia. Saat ini, sebagai salah satu kota metropolitan, Jakarta pun berupaya keras untuk menyandang status tersebut. Untuk itulah, dibentuk Proyek Inisiatif Jakarta 21 (The Jakarta Initiative) yang melibatkan Pemerintah Jerman di dalamnya.

Dalam proyek itu, Pemprov DKI Jakarta maupun Pemerintah Jerman mengikutsertakan Deutsche Gesellscahft fur Internationale Zusmmernarbeit (GIZ), Siemens AG, Bapeda DKI, Bappenas dan Infratrans Consultancy Limited. Adapun tujuan proyek ini, yaitu memberikan saran strategis pada prioritas pembangunan untuk Jakarta dan juga pada tingkat kinerja yang dibutuhkan dalam persiapan yang lebih luas untuk mendefinisikan kriteria kualitas kehidupan perkotaan.

Deputy Chief of Mission of the Federal Republic of Germany, Heidrun Tempel mengatakan, untuk melakukan hal ini, Jakarta harus mengacu kepada kota-kota kelas dunia seperti Paris dan New York yang berlabel ibu kota abad 19 dan 20. Dasar ini memberikan latar belakang untuk melakukan analisa dan membentuk dasar untuk pengusulan arah yang paling cocok untuk pengembangan masa depan Jakarta. Arah ini dinyatakan dalam sasaran proyek ini yaitu menuju kelas dunia yang berkelanjutan, kota metropolitan yang berorientasi transit.

Selama dua tahun setelah proyek ini disepakati, Indonesia dan ahli tata kota, arsitek, ahli ekonomi dari Jerman, bertemu untuk membicarakan perkembangan final proyek tersebut. Rekomendasi dan temuan yang ditemukan antara lain, sekitar 1,5 persen Produk Domestik Bruto Nasional harus dikeluarkan setiap tahunnya untuk mengembangkan Jakarta ke kota metropolitan kelas dunia berorientasi transit. Memang, angka tersebut tidak hanya digunakan untuk pembangunan Jakarta saja, tetapi lebih dari sepertiganya atau sebanyak 38 persen digunakan untuk pengembangan infrastruktur transportasi di daerah pedalaman Jakarta dan Jawa, termasuk pelabuhan, bandara, rel dan jalan.

“Jakarta memiliki potensi menjadi seimbang dengan kota-kota metropolis lainnya di dunia pada tahun 2050. Ini bukan hanya visi, melainkan pandangan yang menjanjikan jika langkah-langkah yang diusulkan oleh Jakarta 21 diwujudkan,” kata Heidrun dalam acara Symposium Jakarta 21 : Towards A Sustainable World-Class, Transit-Oriented Metropolis di salah satu hotel terkemuka di Jakarta.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) DKI Jakarta, Sarwo Handayani mengatakan, DKI Jakarta menyambut baik saran dari Inisiatif Jakarta 21 dan dukungan yang diberikan oleh GIZ dan Siemens. “Kami akan mempertimbangkan hasil kontribusi ini untuk perencanaan pembangunan jangka panjang dan strategis kota serta pelaksanaan rencana pembangunan berorientasi transit,” kata Yani, sapaan akrabnya.

President Director and CEO of PT Siemens Indonesia, Hans Peter Haesslein menuturkan, pihaknya merasa bangga dan terhormat turut dilibatkan dalam proyek ini dan memiliki usaha jangka panjang di berbagai wilayah di Indonesia dan kota Jakarta. “Bagi kami, mendukung proyek Jakarta 21, adalah cara untuk menunjukkan komitmen kami sebagai warga korporat, dengan menawarkan bantuan ilmiah dan perencanaan pengembangan peta jalan, tentang bagaimana untuk mengubah dan mengembangkan lebih lanjut menjadikan kota Jakarta sebagai kota metropolitan kelas dunia sejati pada pertengahan abad ini,” kata Hans. (red/*bjc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails