JAKARTA, MP - Suasana berbeda terjadi di ruang Pansus Angket Century. Jika sebelumnya anggota pansus mencecar saksi, kali ini justru dibentak-bentak tamunya, yaitu para nasabah Bank Century.
Sejumlah nasabah dan keluarga nasabah Bank Century "ngamuk" ketika hearing dengan anggota pansus. Bahkan, koordinator nasabah Bank Century, Z Siput, menuding-nuding ke arah wakil ketua pansus Gayus Lumbuun dan anggota pansus Maruarar Sirait.
Sambil membawa barang bukti berupa tumpukan dokumentasi, Siput menunjuk-nunjuk dengan tangan kanan di hadapan Maruarar Sirait yang berdiri siap menerima dokumen tersebut.
"Kami sudah bosan dengan kebohongan yang ada. Maling! Maling semua! Ada apa dengan BI (Bank Indonesia) dan Robert Tantular?!" katanya.
Sambil mengacungkan tangan ke arah Maruarar, Siput dengan lantang mengatakan, "Kami yang bayar. Rakyat harus diperjuangkan. Sudah ada yang mati, apa lagi yang harus kami lakukan?!"
Seusai menuangkan unek-uneknya, Siput menyerahkan dokumen tebal bersampul merah. Lalu, salah seorang nasabah lainnya menghampiri Siput dan membawanya ke bangkunya. Saat melintasi deretan meja, Siput menggebrak daun meja. Lima petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR kemudian mengawalnya.
Belum puas, Siput kembali menunjuk-nunjuk Gayus, sambil berkacak pinggang. "Kami sudah laporkan (ke) Presiden tapi tidak dilakukan apa-apa," katanya.
Di akhir emosinya, dia meminta maaf. "Saya seperti ini hanya mengikuti Pak Poltak," ujarnya sambil menunjuk Ruhut "Poltak" Sitompul dari Fraksi Partai Demokrat.
Edo Abdurahman, salah seorang korban Bank Century, mengatakan bahwa dia dan para nasabah lainnya tidak merasa ditipu oleh Robert Tantular. "Karena, kami enggak ada hubungannya. Justru Bank Indonesia-lah yang dibohongi (oleh Robert)," ujar nasabah yang kehilangan Rp 13 miliar itu.
Maruarar menilai kemarahan nasabah korban kasus Bank Century itu wajar. Pasalnya, mereka merasa tidak mendapatkan perhatian. "Wajar. Bahkan ada reaksi yang lebih dari itu, seperti bunuh diri. Makanya kami, pansus, serius," katanya.
Gayus Lumbuun yang memimpin sidang menegaskan, Pansus Angket Century terus berupaya untuk menyelesaikan masalah ini. "Sejak awal kami berusaha keras untuk mengungkap masalah ini. Makanya kami butuh kerja sama," ujarnya.
Bukti baru
Pansus kemarin menerima bukti baru berupa salinan hasil testimoni tertulis mantan Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji. Dokumen setebal 16 lembar itu diberi judul
"Bhayangkara Sejati Setia dan Loyal".
Andi Rahmad, anggota pansus, menyatakan dokumen tersebut merupakan dokumen terbuka untuk publik. "Itu bukan rahasia. Susno memberikan ini di bawah sumpah. Jadi saat menyerahkan ini sebagai jenderal bintang tiga pasti ia tahu resikonya," ujar anggota Fraksi PKS itu.
Selain itu pansus mendapati bukti baru, yakni adanya penggantian logo Bank Century menjadi PT Antaboga Delta Security Indonesia dalam surat konfirmasi investasi. Bukti itu berupa fotokopi perpanjangan investasi atas nama Harry Budimin, asal Surabaya, senilai Rp 30 juta. Saat investasi awal pada 26 Juni 2005 surat konfirmasinya masih menggunakan logo Bank Century. Namun saat perpanjangan investasi 2 Maret 2006 logo Bank Century sudah diganti dengan logo PT Antaboga. (red/*wk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar