JAKARTA, MP - Mantan Presiden Abdurrahman Wahid merupakan salah satu komunikator terbaik di negeri ini ditengah keterbatasan fisik yang dimiliknya. Pengakuan ini disampaikan pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali.“Dia bicara apa adanya memang orang bisa tersinggung tapi bagi banyak pihak dia dinilai tulus. Dengan keterbatasan fisiknya, dia komunikator terbaik di Republik ini,” kata Effendi.
Effendi lalu menceritakan bagaimana mudahnya mendapatkan restu dari Gus Dur untuk penggunaan karakter Gus Dur dalam parodi Republik Mimpi. ”Kita tidak ijin hanya berdiskusi dan memberitahukan saja akan ada parodi. Dia langsung menyambut. Dibikin tiruannya dia hanya tertawa saja. Kita tahu Gus Dur sangat demokratis tapi disisi lain banyak pengikut pengikutnya yang sangat fanatik,”kata Effendi.
Gus Dur, pernah empat kali tampil live di program yang ditayangkan di Metro TV. Saat itu dia tampil bersama dengan tokoh tiruannya, Gus Fur.
Dia juga mendapat informasi bahwa Gus Dur dengan pihak keluarga sering nonton bareng tayangan parodi politik itu. ”Semua happy nonton. Ibu Shinta, istri Gus Dur malah memberikan kritik kepada kami, salah satu kekurangan Gus Fur di program itu adalah anekdot khas Gus Dur kurang,” ingat Effendi. Untuk program off air kekurangan itu bisa diatasi karena lebih banyak durasi dan tidak dibatasi iklan.
Satu kisah yang berkesan dialami kru Republik Mimpi saat mereka menghadapi kasus hukum. ”Kami berhutang budi pada beliau. Pada waktu kami sempat punya masalah hukum, beliau langsung menugaskan penasehat hukumnya Ishan Abdullan untuk mendampingi anak-anak Repubnlik Mimpi,”tambah Effendi.
Dimata Effendi, Istana Negara mengalami desakralisasi dengan gaya yang diterapkan Gus Dur termasuk gaya bicaranya yang sangat khas.
Terakhir kali Effendi berhubungan dekat dengan mantan presiden ke empat itu saat shooting film Capres yang merupakan film layar lebar Republik Mimpi Management pada Juli 2009. ”Gus Dur tampil cameo, sebagai dirinya sendiri,” katanya.(red/*mtn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar