JAKARTA, MP - Membesarnya dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak terbendung. Minggu (1/11), sekitar 152.000 facebookers menyatakan membela KPK. Mantan Presiden Gus Dur pun ikut membela KPK. Dukungan terhadap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) non-aktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, lewat grup ”Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Riyanto” di Facebook, dalam dua hari terakhir meningkat secara signifikan.Bila pada Jumat sore atau sehari setelah Bibit dan Chandra ditahan, grup ini baru menggaet sekitar 30.000 facebookers, pada Sabtu (31/10) sekitar pukul 22.30, sekitar 152.000 facebookers telah ikut bergabung.
Sebagian anggota grup ini menganggap dirinya cicak yang tidak perlu takut kepada buaya. Bahkan beberapa di antaranya menyatakan Bibit dan Chandra pantas menjadi presiden mendatang.
Sementara itu, Sabtu sekitar pukul 10.00, Gus Dur tiba di gedung KPK di Kuningan dengan pita hitam terpasang di lengan sebagai tanda berkabung karena ada upaya pelemahan KPK. Gus Dur diterima Wakil Ketua KPK Haryono Umar, Wakil Ketua sementara Mas Ahmad Santosa dan Waluyo, serta sejumlah deputi pimpinan KPK.
Kepada wartawan, Gus Dur menjelaskan kedatangannya adalah wujud dukungan kepada KPK agar terus memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Dia berharap pimpinan KPK tidak perlu terpengaruh dengan upaya pelemahan dalam bentuk proses hukum terhadap sejumlah pimpinan KPK. Menurut Gus Dur, rakyat berada di belakang Bibit dan Chandra untuk memberikan dukungan.
”Kita berharap perjuangan KPK untuk menegakkan hukum dan demokrasi itu benar-benar tetap terlaksana,” kata Gus Dur.
Terkait penahanan Bibit dan Chandra, Gus Dur mengaku bingung dengan alasan penahanan tersebut. Dia juga tidak bisa memahami tuduhan polisi terhadap kedua pimpinan KPK tersebut. Menurut Gus Dur, tuduhan terhadap kedua pimpinan KPK selalu berubah, mulai dari tuduhan suap hingga penyalahgunaan wewenang. Gus Dur menganggap hal itu sangat membingungkan.
Gus Dur meminta KPK dan seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut mempertanyakan proses hukum yang dijalankan oleh polisi. Beberapa waktu lalu, Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji menggunakan perumpamaan cicak melawan buaya untuk menggambarkan upaya KPK dalam membongkar dugaan konspirasi antara penyidik Polri dan pelaku korupsi. Perumpamaan ini justru melahirkan gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK (Cicak) yang mendukung KPK dalam mengungkap kasus korupsi.
Jamin
Pada kedatangannya di gedung KPK itu, Gus Dur juga mengatakan bahwa ia bersedia menjadi penjamin untuk membebaskan Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah. Sebelumnya, sejumlah tokoh dan akademisi seperti Imam Prasodjo, Erry Riyana Harjapamekas, dan Todung Mulya Lubis juga menyatakan bersedia menjadi penjamin bagi Bibit dan Chandra.
Sementara itu, pensiunan anggota Polri, Ahmad Kosasih, yang juga rekan seangkatan Bibit di Akabri, Sabtu siang datang ke Markas Brimob, Kelapadua, Depok, dengan sepeda motor. Ahmad minta izin untuk menjenguk Bibit.
Namun, lulusan Akbari tahun 1970 ini terpaksa balik kanan karena penjaga melarangnya mengunjungi Bibit dengan alasan tahanan hanya boleh dikunjungi pada hari Selasa dan Kamis. Ahmad pun menyatakan akan kembali membawa teman seangkatan di Akabri 1970.
”Saya datang untuk menjenguk Pak Bibit. Tapi nggak boleh. Bolehnya hari Selasa dan Kamis. Ya saya menaati peraturan,” ujar Ahmad. Ahmad menambahkan ia yakin Bibit tidak melakukan perbuatan nista seperti yang dituduhkan polisi. ”Alhamdulillah, dia bersih. Kalau mau kaya dia bisa jadi Kapolda Jatim atau Kapolda Kaltim,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun Warta Kota menyatakan bahwa Bibit dan Chandra ditahan di ruang berbeda di ruang tahanan Markas Brimob, Kelapadua, Depok. Bibit ditahan di Blok A-2 sedangkan Chandra di Blok C-2. (red/*wk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar