Kamis, September 17, 2009

Polri Pastikan Noordin M Top Tewas

JAKARTA, MP - Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri menyatakan, pihaknya memastikan buronan berbagai kasus terorisme di Indonesia yang dalam sembilan tahun terakhir diburu telah tewas dalam penangkapan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/9) dini hari.

Kapolri mengatakan hal itu saat memberikan keterangan pers tentang kronologis penangkapan buronan teroris di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis sore, didampingi Wakapolri Komjen Pol Makbul Padmanegara, Deputi Operasi Irjen Pol SY Wenas dan para petinggi Polri lainnya.

Menurut Kapolri, kepastian bahwa salah satu jenazah yang tewas dalam penangkapan tersebut adalah Noordin M Top diperoleh setelah polisi melihat kecocokan antara data sidik jari Noordin yang dimiliki Polri dengan sidik jari salah satu jenazah.

"Sidik jari Noordin diperoleh dari Kepolisian Diraja Malaysia dicocokkan dengan sidik jari jenazah dan ternyata ada 14 titik kesamaan baik jari kanan maupun kiri," terangnya.

Penentuan identifikasi jenazah dengan sidik jari itu, katanya, sudah bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis formal."Hasil identifikasi menunjukkan dia adalah Noordin M Top, buronan sembilan tahun yang merupakan target utama selama ini," ujarnya.

Kendati identifikasi dengan pencocokan sidik jari telah valid namun Polri tetap melakukan uji DNA (Deoxiribonucleic Acid) yang hasilnya diketahui dalam waktu 20 jam.

Kapolri menjelaskan pula bahwa selain menembak mati Noordin, dalam insiden penangkapan di sebuah rumah di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Kamis pagi dini hari itu polisi juga menembak mati tiga tersangka lain yakni Bagus Budi Pranoto alias Urwah, Hadi Susilo dan Aryo Sudarso alias Aji.

Agus adalah residivis dalam kasus pemboman gedung Kedutaan Besar Australia tahun 2004 yang divonis tujuh tahun penjara namun hanya menjalani hukuman selama empat tahun karena dibebaskan secara bersyarat setelah mendapat remisi.

Agus yang juga diduga meracik bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton lolos dalam penangkapan polisi di Solo pada 16 Agustus 2008.

Dia juga merencanakan ledakan bom yang telah dipersiapkan di Jati Asih, Bekasi, namun terbongkar polisi pada 16 Agustus 2008.

Sedangkan Hadi Susilo adalah orang yang menyewa rumah dan diduga ikut menyediakan tempat persembunyian bagi Noordin M Top.

Aryo Sudarso alias Aji adalah perakit bom yang juga terlibat dalam jaringan terorisme adalah sebagai penyedia bahan peledak dan menyembunyikan buronan.

Istri Hadi Susilo yang bernama Munawaroh terluka dalam insiden penembakan itu karena posisinya sangat dekat dengan tersangka lain.

Kapolri menjelaskan, Munawaroh yang tengah hamil kini dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena tertembak di kaki.

Menurut Kapolri, Munawaroh sudah berulangkali diminta keluar dari rumah namun tidak mengindahkan peringatan aparat sehingga akhirnya terkena peluru saat ada insiden penembakan oleh aparat kepolisian. (red/cok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails