Jumat, Agustus 28, 2009

Waspadai Calo Tiket Intelek Gentayangan

JAKARTA, MP – Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta masyarakat mewaspadai praktek percaloan yang semakin canggih dalam sistem pemesanan tiket. "Saya tidak menganggap hal itu ada, tapi kita harus mewaspadai karena tiket itu sudah habis terjual," kata Gubernur di Balaikota Jakarta, baru-baru ini.

Tiket kereta api dari Jakarta tujuan Jateng dan Jatim pada H-5 sampai H-1 lebaran, sudah habis terjual, sebagian diantaranya melalui pemesanan elektronik (online).

"Booking online, artinya itu orang yang tahu atau melek teknologi, cukup intelek untuk bisa menggunakan informasi teknologi untuk kepentingan tertentu," ujarnya.

Gubernur menyatakan ia tidak menuduh adanya praktek percaloan tiket lewat transaksi elektronik, tapi mengingatkan masyarakat agar tidak terperdaya dan membeli tiket dari calo.

Sementara itu, Kahumas PT KA Daop I Jakarta Sugeng Priyono mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa langkah pengamanan untuk transaksi online tersebut. "Pembelian tiket dibatasi, maksimal empat tiket perorang dan dicetak dalam satu tiket," katanya.

Dengan pembatasan itu, diharap akan lebih sulit untuk para calo menjual tiket karena harus menjual keempat tiket sekaligus. "Ini adalah upaya PT KA agar masyarakat tidak beli lewat calo," tegas Sugeng.

Ia juga mengingatkan bahwa percaloan mempunyai sanksi pidana sehingga diharapkan masyarakat tidak melakukan praktek tersebut. "Partisipasi masyarakat sangat diharapkan (untuk tidak beli dari calo)," katanya.

Pembelian tiket kereta api secara online dan melalui loket dibuka sebulan sebelum pemberangkatan dan dapat dibeli di stasiun, agen, ATM maupun kantor pos.

Gentayangan di Stasiun Gambir

Semenatara itu berdasarkan pantauan puluhan calo tiket kereta api mulai mencari mangsa di Stasiun Gambir, menyusul habis terjualnya tiket KA kelas Eksekutif di awal pekan ini.

Sejumlah pengguna jasa angkutan kereta api yang ditemui di Stasiun Gambir Jakarta, belum lama ini, mengungkapkan hal itu.

Para calo secara terang-terangan menawarkan tiket di area stasiun. Mereka mencari mangsa calon pemudik yang tidak kebagian tiket untuk tanggal-tanggal favorit. Di tangan mereka, harga tiket bisa melambung hingga Rp750 ribu dari harga normal Rp480 ribu.

Hendro Wibowo (34), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengatakan, dirinya terpaksa membeli tiket dari calo untuk pulang ke Surabaya lima hari sebelum Lebaran atau kerap disebut dengan tanggal "H-5" ."Terpaksa mas, daripada tidak kebagian tiket. Cari tiket pesawat juga susah, karena harganya juga sama-sama melambung tinggi," kata Hendro pasrah.

Hendro mengaku membeli tiket KA Sembrani Jurusan Gambir-Jakarta, biasanya harga Lebaran Rp400 ribu. Namun ditangan calo harga tiket melambung hingga dua kali lipat.

Hal senada diungkapkan Widiawati (25) karyawati perusahaan swasta di bilangan Sudriman. "Saya sudah ijin sama atasan untuk membeli tiket. Malah tidak kebagian. Terpaksa deh beli tiket sama calo," kata warga Setiabudi itu.

Widiawati menuturkan, daripada tidak dapat kumpul sama keluarga karena tiket habis, berapapun harga tiket tetap dibeli. "Tahun kemarin saya tidak bisa pulang, tahun ini harus pulang karena saudara dari luar jawa datang ke surabaya,"lanjutnya yang mengaku membeli tiket KA Agro Anggrek seharga Rp800 ribu dari harga normal Rp480 ribu.

Bukan hanya di dalam Stasiun Gambir, mereka juga menjalankan aksinya di pangkalan taksi Bandara Soekarno-Hatta dan pangkalan bus Damri di area Stasiun Gambir. Para calo tersebut umumnya menawari tiket dengan harga tawaran yang bervariasi pula.

Calo pertama mengaku belum memegang tiket untuk tanggal- tanggal favorit seperti tanggal 16, 17 , 18, dan 19 September. Namun dia berjanji bisa mengusahakannya.

Untuk tiket Argo Lawu tujuan Jakarta-Solo dan Taksaka jurusan Jakarta-Yogyakarta yang harga normalnya Rp450 ribu dan Rp400 ribu, ditawarkan seharga Rp675 ribu.

"Bisa nego kok. Untuk Mas, bisa Rp 625 ribu. Itu sudah mentok, kalau sama yang lain nggak boleh," kata seorang calo.

Calo kedua menawari tiket untuk jurusan Solo atau Yogyakarta, minimal dua tiket. Kurang dari itu dia tidak akan melayani. "Untuk dua orang Rp 1,5 juta," kata dia. Artinya, satu tiket ditawarkan Rp 750 ribu.

Sedangkan calo ketiga juga mengaku belum memegang tiket di tangan, dia mengaku mengambil dari orang lain. "Saya ngambilnya buat setoran Rp625 ribu, terserah Mas mau nambahin berapa. Kebetulan di tempat saya ada 25 tiket," kata dia. Para calo ini mengaku harga yang ditawarkan memang nyaris dua kali lipat dari harga normal.

"Kita kan antrenya lama, pakai nginap, aplusan sama orang lain," alasan seorang calo.

Kepala Stasiun Gambir, Ata Sudarta mengharapkan kepada konsumen agar tidak membeli tiket ke calo. Hal ini dikarenakan belum tentu calo memiliki tiket. "Takutnya konsumen ditipu sama calo,"kata Ata Sudarta di Stasiun Gambir.

Arta Sudarta mengatakan, konsumen diharapkan jangan kuatir telah kehabisan tiket. PT KA akan menambahkan kereta api tambahan.

"Belum dipastikan jumlahnya, kita masih menunggu informasi kepastian jumlah kereta tambahan lebaran. Biasanya H-15 atau H-20 baru bisa dipastikan berapa kereta tambahannya," ucap Arta lebih lanjut.

Jika melihat pengalaman lebaran tahun lalu, kereta tambahan lebaran yang diturunkan untuk mengangkut penumpang yang tersisa berjumlah lima kereta.? Diantaranya Kereta Argo Anggrek, Gajayana, Purwojaya, Argo Lawu dan Gumarang.

Calo Tiket Marak di Bandara

Sementara itu penumpang pesawat mengeluhkan dengan maraknya calo tiket pesawat di sejumlah terminal keberangkatan dan kedatangan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

"Mereka terang-terangan menawarkan harga tiket pesawat kepada penumpang dengan harga yang cukup mahal," kata Ny Ita, salah seorang penumpang pesawat Batavia Air di Tangerang, Banten.

Ia mengaku, tiket Batavia jurusan Jakarta-Ambon yang beli di kantor agen Batavia dengan harga Rp 700 ribu dijual para calo seharga Rp 1 juta.

"Sebagai penumpang kita mengeluhkan dengan banyaknya keberadaan calo tiket di Bandara, dan ini memberikan dampak yang buruk kepada pengelola Bandara dan masyarakat sebagai penumpang," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di terminal II dan III sejumlah pria berpakaian bebas yang diduga calo duduk berjejer menanti sejumlah penumpang yang tidak mendapatkan tiket.

Adapun, pengamatan di terminal I Bandara beberapa calo tiket cukup berani menawarkan di loket penjualan tiket kepada sejumlah penumpang dan mereka bergerak terorgarisir.

IR (34), salah seorang calo tiket di terminal I Bandara yang ditanyai mengaku, dirinya menjual harga tiket dari harga sebenarnya.

Harga tiket maskapai penerbangan Lion Air jurusan Jakarta-Kupang yang dijual diloket Rp 1,2 juta akan dinaikan menjadi Rp 1,7 juta.

"Begitu juga bila diloket harga tiket maskapai penerbangan jurusan Jakarta - Surabaya Rp800 ribu ditawarkan kepada calon penumpang Rp1,4 juta. Untung antara Rp500 hingga Rp600 ribu," kata IR yang sedang menanti calon penumpang di loket penjualan tiket Lion Air terminal I BSH.

Sementara itu, 30 personil petugas kepolisian khusus Bandara yang melakukan razia, tidak berhasil menciduk satupun calo tiket dan preman di Bandara. "Maaf nanti saja wawancaranya, saya lagi sibuk dan masih mengurus hal lain," kata Kabag Ops Kepolisian Khusus Bandara BSH, Kompol Wagimin.

Pemesanan Tiket Bis Masih Sepi


Berbeda dengan kereta api yang booking tiketnya sudah banyak terjual, tiket bis antar kota sampai kemarin, masih sepi pemesan.

Suasana di terminal bis antar kota -antar provinsi di Jakarta, seperti Kampung Rambutan, Lebak Bulus dan Pulo Gadung, masih terlihat lengang.

Kepala Terminal Pulogadung Parjiman mengatakan, situasi ini memang normal, karena biasanya calon pemudik yang menggunakan bis mulai ramai sekitar H-7 sebelum Lebaran.

Pada hari itu, kata Parjiman, terminal akan mulai ramai memenuhi loket-loket penjualan tiket, khususnya tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Kami prediksi tahun ini ada peningkatan sekitar 10-20 persen,” ujarnya.

Untuk antisipasi peningkatan tersebut, bersama Sudin Perhubungan, pihak terminal akan menyediakan armada bus tambahan.

”Untuk tujuan sekitar Jawa Barat, kita gunakan bis regular di dalam kota, sedangkan tujuannya ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, armasa bus tambahannya kita sediakan bis pariwisata,” paparnya.

Sementara di Terminal Kampung Rambutan, biasanya peningkatan calon pemudik terjadi sejak H-4 hingga H-3.

"Lonjakan pemudik di Kampung Rambutan biasanya terjadi untuk jurusan ke Subang, Garut, Tasik, Banjar, Kuningan sampai Bandung," jelas Rahmat, petugas pengawas terminal. (cok/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails