JAKARTA, MP - Hingga Juni 2009 Departemen Kesehatan mencatat, telah terjadi 77.489 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan 585 penderita meninggal dunia. "Angka kejadian dan tingkat kematiannya sangat tinggi, namun perhatian masyarakat terhadap DBD tidak seheboh flu babi," ujar Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes Tjandra Yoga Aditama.
Pemerintah, kata Tjandra, sudah melakukan berbagai upaya dan program untuk menekan kasus DBD. Namun hingga kini belum membuahkan hasil optimal kecuali angka kematian yang bisa ditekan lebih kecil.
Itu sebabnya, Tjandra mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD dengan tetap melakukan gerakan 3M yakni mengubur, menutup dan menguras sumber air bersih.
Senada dengan Tjandra, psikolog Tika Bisono mengatakan bahwa mengubah perilaku masyarakat menjadi perilaku yang sehat bukan masalah gampang.
"Barangkali kita perlu menerjunkan psikolog ke tengah masyarakat agar mereka menyadari bahaya DBD," ujarnya.
Gejala penyakit DBD yang hampir sama dengan penyakit demam biasa seringkali menjadi penyebab pasien datang terlambat. Itu sebabnya angka kematian DBD tergolong sangat tinggi sekitar 0,75%.
Dalam program Peluk Asa yang akan diberlakukan di 14 titik wilayah rawan DBD, Telkomsel sendiri menyediakan dana sebesar Rp 5,5 miliar.
Untuk tahap awal, program akan berlaku selama setahun ke depan dan berakhir Juli 2010. Materi program antara lain kampanye melalui iklan layanan masyarakat, video pendidikan, internet, website, brosur, poster, spanduk dan sebagainya. (red/cok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar