Jumat, Mei 22, 2009

Guru Berjiwa Sosial Jadi Korban Hercules

JAKARTA, MP - Eva Yuliandari (27) guru SMA 1 Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325, dikenal punya jiwa sosial tinggi dan gemar bepergian untuk membantu korban terkena bencana.

Kakak korban Trika Verawati (29), di rumah duka jalan Cendrawasih III RT 04/RW 02 Kelurahan Kayuringin kecamatan Bekasi Selatan kota Bekasi, mengatakan, kepergian adiknya dengan pesawat Hercules ke Wamena Papua untuk mengajar menjahit dan menganyam kepada warga pedalaman di kampung Muslim Papua.

Eva yang pernah menjadi guru di pedalaman Papua selama dua tahun dan baru dua bulan terakhir diangkat sebagai PNS di kabupaten Bekasi, berangkat ke Papua dengan membawa pakaian seragam dan buku paket.

"Eva merasa betah di Papua ketimbang di Bekasi, karena disana masyarakat lebih menghargai profesi guru. Biasanya kedatangan Eva ke Papua selalu disambut penduduk setempat," ujar Trika.

Di kota Bekasi, Eva mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD) Cendrawasih yang memiliki 30 siswa dari kalangan tidak mampu dan belajar dalam dua shift yaitu pagi dan siang.

"Pendidikan yang diberikan Eva tidak dipungut bayaran sama sekali dan buku-buku diperoleh dari Kwitang Jakarta. Eva juga menerima sumbangan buku-buku dari warga sekitar," ujarnya.

Eva sebelumnya ke Papua dalam rangka melaksanakan KKN sebagai mahasiswa universitas negeri Jakarta jurusan akuntansi dan setelah itu ia betah dengan suasana di Papua dan tetap tinggal menjadi relawan.

Eva menegaskan, masyarakat Papua tidak pantas pakai koteka dan berkeinginan agar masyarakat Papua memakai pakaian seperti warga lain di Indonesia dan ia mulai dengan memberikan kursus menjahit.

Sepupu Eva, Winda (32), mengatakan, aktivitas terakhir Eva memberikan pendidikan kepada anak-anak jalanan di Jalan A. Yani kota Bekasi.

"Dalam pertemuan terakhir itu Eva jadi lebih pendiam. Sebelumnya Eva dikenal lebih terbuka dan suka bercanda," ujarnya.

Eva yang merupakan putri pasangan Husnan (56), purnawirawan TNI-AL berpangkat Sersan mayor dan Ningsih (53) ibu rumah tangga memiliki tiga saudara yaitu Kelik (32), Yayuk (31), Trika Verawati

Menunggu Jasad Eva

Keluarga korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325, Eva Yuliandari (27) di kota Bekasi, meski masih berharap korban dalam keadaan selamat, namun siap menerima kepastian jasad korban untuk dibawa kerumah duka.

Jasad korban masih dinantikan di rumah duka, Jalan Cendrawasih III RT 04/RW02 kelurahan Kayuringi kecamatan Bekasi Barat, kota Bekasi, ujar sepupu korban Winda (23), di Bekasi.

"Sejujurnya saya belum yakin Eva meninggal. Apalagi hingga kini jasadnya belum ditemukan, Informasi melalui TV nama Eva belum muncul sebagai korban meninggal melainkan sebagai penumpang pesawat saja," katanya.

Keluarga masih menunggu informasi tentang Eva yang merupakan guru di SMA N I Cikarang kabupaten Bekasi. Eva diyakini ikut dalam pesawat tersebut.

Di depan rumah korban telah dipasangi bendera kuning, tenda dan kursi. Para tamu terlihat berdatangan yang merupakan orang tua siswa pendidikan anak usia dini, --sekolah gratis yang didirikan Eva bagi orang tidak mampu--, para guru SMA I Cikarang, kerabat, anak-anak didik korban, dan bahkan juga terlihat penduduk asli Papua.

Kabar yang diterima keluarga Eva, bila jasad ditemukan, kemungkinan baru pada Jumat pagi akan sampai di kota Bekasi dan akan dimakamkan di TPU dekat rumah korban.

Suasana di rumah Eva terlihat ramai. Isi rumah sudah dikeluarkan dan dipasangi karpet.

Menurut Winda, Eva berangkat ke Bandara Halim Perdanakusuma pukul 03.30 WIB dinihari dijemput awak TNI-AU disertai kedua orang tua korban ke bandara.

Kakak korban Trika Verawati (29), mengatakan sangat berharap adiknya termasuk dalam korban yang selamat.

"Sambil terisak ia mengatakan terus berdoa agar Allah memberikan keselamatan bagi adiknya," ujar Trika yang mengaku pertama kali diberitahu kecelakaan pesawat yang menimpa adiknya ketika sedang mengikuti upacara Harkitnas pada Rabu pagi.

Sebelum berangkat Eva mengajak Trika tidur bersama. Sebelum tidur Eva menyatakan hidupnya tidak akan lama lagi. "Saya tidak begitu menanggapi omongan Eva," ujarnya.

Selama dua tahun menetap di Papua, Eva hanya balik ke Bekasi bertemu dengan orangtuanya setiap enam bulan sekali. Dalam enam bulan terakhir Eva lulus tes dan menjadi PNS dilingkup Pemkab Bekasi.

Keluarga korban kini masih terlihat berkumpul menunggu kabar jenazah dan identifikasi Eva. Persiapan menyambut jenazah juga sudah dilakukan.** (mp/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails